Tuturpedia.com – Presiden Kolombia, Gustavo Petro mengumumkan akan memutus hubungan diplomatik negaranya dengan Israel sebagai reaksi terhadap kondisi Gaza serta peningkatan serangan Israel ke Rafah, kota di Tepi Barat Palestina.
“Di sini, di depan Anda, pemerintahan perubahan, presiden republik, mengumumkan bahwa besok kami akan memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Israel… karena memiliki pemerintahan dan karena memiliki presiden yang melakukan genosida,” ujar sang presiden dalam perayaan May Day atau Hari Buruh Internasional pada Rabu (1/5/2024) di Bogota, Kolombia, dikutip Tuturpedia pada Rabu (8/5/2024) dari Al-Jazeera.
Secara umum, pengertian genosida yang telah diakui secara internasional dalam Konvensi Genosida tahun 1948 adalah tindakan yang ditujukan untuk menghancurkan sebagian atau seluruh kelompok bangsa, etnis, ras, dan agama.
Keputusan Kolombia makin mewarnai gelombang protes dari negara-negara Amerika Latin terhadap Israel. Belize dan Bolivia telah menghentikan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai protes atas tindakan negara pimpinan Benjamin Netanyahu tersebut di Gaza.
Sementara Nikaragua menuding Jerman ikut serta dalam tindakan genosida Israel di Gaza dalam sidang Mahkamah Internasional.
Gustavo Petro yang berasal dari partai sayap kiri memang salah satu pemimpin negara yang paling vokal dalam memprotes aksi Israel di Gaza. Ia memberi pernyataan keras yang menyamakan tindakan Israel ke Palestina dengan tindakan Nazi terhadap kaum Yahudi dahulu.
Kolombia juga telah mengambil jalur hukum pada Jumat, 5 April 2024 dengan ikut mengajukan tuntutan terhadap tindakan genosida Israel di Gaza ke Mahkamah Internasional yang dimulai oleh Afrika Selatan.
Namun, memutus hubungan diplomatik dengan Israel membawa dilema bagi salah satu negara produsen kopi terbesar di dunia tersebut. Pasalnya kedua negara memiliki hubungan erat melalui perjanjian kerja sama pertahanan yang membuat sebagian besar alutsista dan persenjataan Kolombia disuplai oleh Israel.
Kerja sama tersebut dijalin di masa lalu untuk memerangi pasukan pemberontak Revolutionary Armed Forces (RAF) yang bergerilya melawan pemerintah Kolombia hingga tahun 2016.
Pada Oktober 2023, Israel sempat memainkan pengaruhnya dengan mengancam akan menghentikan ekspor senjata ke Kolombia akibat protes Presiden Petro. Namun kemudian Kolombia menunjukkan langkah berani dengan menghentikan pembelian senjata dari Israel pada Februari 2024.
Menteri Pertahanan Kolombia Iván Velásquez menyebut negaranya tidak akan membuat perjanjian baru dengan Israel, tetapi tetap akan memenuhi perjanjian yang telah disepakati termasuk dalam pertahanan, dilansir Tuturpedia dari Associated Press. Kolombia juga memulai diversifikasi sumber senjata mereka untuk mengurangi ketergantungan terhadap Israel.
Saat ini terdapat 28 negara yang tidak mengakui negara Israel secara diplomatik. Negara-negara tersebut terdiri dari negara Arab, negara berpenduduk mayoritas muslim, serta negara dengan pemerintahan berideologi kiri atau komunis.***
Penulis: Fadillah Wiyoto.
Editor: Annisaa Rahmah.