banner 728x250

Turki Ungkap Keinginan untuk Bergabung BRICS Tahun Ini

Negara Turki menjadi negara selanjutnya yang ingin bergabung BRICS. Foto: x.com/BRICSinfo
Negara Turki menjadi negara selanjutnya yang ingin bergabung BRICS. Foto: x.com/BRICSinfo
banner 120x600

Tuturpedia.com – Pada hari Selasa (4/6/2024), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan jika Rusia menyambut baik keinginan Turki untuk menjadi bagian dari kelompok negara BRICS.

Ia juga mengatakan bahwa topik tersebut akan menjadi agenda pertemuan puncak organisasi tersebut berikutnya.

“Tentu saja, kami ingin menjadi anggota BRICS. Jadi kita lihat saja bagaimana kelanjutannya tahun ini,” ucap Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan selama kunjungannya ke Tiongkok.

Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah menunjukkan peningkatan minat untuk bergabung dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan) dibandingkan dengan Uni Eropa (UE). Keputusan strategis ini dijelaskan oleh beberapa faktor utama. 

Salah satu alasan utama ketertarikan Turki untuk bergabung dengan BRICS adalah potensi ekonomi yang mengesankan dari asosiasi ini. 

Negara-negara yang tergabung di BRICS mewakili negara-negara berkembang dengan potensi besar untuk pertumbuhan lebih lanjut. Tiongkok dan India, menjadi negara yang menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, sehingga menarik perhatian Turki, yang bertujuan untuk memperkuat posisi ekonominya.

“Kami melihat potensi dalam BRICS,” kata Fidan.

Fidan juga mengatakan bahwa dia berharap bisa menghadiri pertemuan para menteri luar negeri negara-negara BRICS di Rusia pada tanggal 10-11 Juni 2024. Menurut laporan Wakil Menteri Luar Negeri, Rusia Sergey Ryabkov, acara pertemuan tersebut akan diadakan dalam format yang diperluas, sehingga mitra non-anggota bisa bergabung.

Negara Eropa Menentang Bergabungnya Turki ke BRICS

Bergabungnya Turki dengan keanggotaan BRICS dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan ekonomi dan politiknya pada negara-negara Barat, terlebih sebelumnya Turki terlibat hubungan yang menegangkan dengan Uni Eropa (UE) dan Amerika.

Nantinya dengan menjadi anggota BRICS memungkinkan Turki untuk menjalankan kebijakan luar negeri yang lebih independen dan mendiversifikasi hubungan ekonominya. Hal ini sangat relevan mengingat sanksi dan pembatasan perdagangan yang dihadapi oleh negara-negara yang berorientasi pada kerja sama dengan Barat. 

Namun, Fidan mengatakan jika bergabungnya Turki dengan BRICS tersebut mendapatkan tentangan keras dari negara-negara Barat. 

Turki yang merupakan anggota NATO telah mendapat kecaman dari sekutu baratnya sebab hubungan baiknya dengan Rusia dalam beberapa waktu terakhir dan beberapa pihak mengatakan bahwa “porosnya” telah bergeser dari aliansi militer Barat.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.