Tuturpedia.com – Di pertengahan tahun 2024 ini, brand wadah serbaguna yang meledak sejak 1950-an, Tupperware mengumumkan tengah di ambang kebangkrutan.
Namun hal tersebut tampaknya dibatalkan karena Tupperware diketahui akan menjual bisnisnya itu kepada sekelompok pemberi pinjaman dan membatalkan rencana awal mereka untuk melelang asetnya di pasar terbuka.
Perusahaan penyimpanan makanan dan produk dapur mengumumkan kesepakatan tersebut di sidang pengadilan kepailitan di Wilmington, Delaware. Dengan menyebutkan beberapa nama para pemberi pinjaman yang kini siap mengakuisisi Tupperware termasuk Alden Global Capital, Stonehill Institutional Partners, dan trading desk of Bank of America (BAC.N).
“Setelah bertahun-tahun berjuang dengan neraca yang terlalu banyak utang dan model operasi yang ketinggalan zaman, transaksi tersebut akan menandai hari baru bagi merek ikonik tersebut,” ungkap Tupperware, melansir dari laman USA Today, Rabu (6/11/2024).
Dikutip dari laman Reuters, Rabu (6/11/2024), U.S. Bankruptcy Judge, Brendan Shannon mengatakan bahwa pengadilan akan segera menjadwalkan sidang pengadilan terpisah untuk mempertimbangkan persetujuan penjualan tersebut. Penjualan tersebut kemungkinan merupakan hasil terbaik mengingat keadaan yang sulit yang dialami perusahaan.
Tupperware Dapatkan Keuntungan Atas Kekayaan Intelektual
Tupperware yang berkantor pusat di Orlando, Florida tersebut mengajukan perlindungan kebangkrutan bulan lalu, dengan utang sebesar $818 juta dan rencana untuk mencari pembeli dalam waktu 30 hari.
Pengacara Tupperware, Spencer Winters di sidang pengadilan mengatakan bahwa nantinya perjanjian penjualan baru tersebut akan memungkinkan para pemberi pinjaman untuk membeli nama merek dan operasi Tupperware di beberapa pasar utama.
Selain itu, dalam perjanjian tersebut juga mengatakan jika Tupperware nantinya akan mengantongi $23,5 juta dalam bentuk tunai dan lebih dari $63 juta sebagai bentuk keringanan utang dan juga imbalan atas “kekayaan intelektual” yang digunakan dalam membuat, memasarkan, serta mengoperasikan aset di AS dan luar negeri sebelum perusahaan di akuisisi.
Diketahui, sebelum akhirnya menyetujui kesepakatan perjanjian penjualan tersebut, Tupperware kan fokus pada pasar-pasar termasuk Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Brasil, Tiongkok, Korea, India, dan Malaysia, yang bermaksud untuk melanjutkan dengan pasar-pasar Eropa dan Asia tambahan.
Namun, karena keadaan yang tidak memungkinkan, Tupperware terpaksa akan menghentikan operasinya di pasar-pasar.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah















