Tuturpedia.com – Tuai kontroversi dan kritikan dari masyarakat, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno pun membantah soal pemerintah yang menyewa ribuan mobil mewah untuk perayaan HUT RI di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dikutip Tuturpedia.com, Rabu (7/8/2024), sebelumnya Moeldoko sempat menyebut jika istana akan menyewa 1.000 unit mobil Alphard dengan tarif Rp25 juta per hari.
Ribuan unit mobil mewah itu akan digunakan untuk kebutuhan transportasi tamu negara di upacara HUT RI ke 79 di IKN pada Sabtu (17/8/2024) mendatang.
Pratikno mengatakan bahwa masih ada kendala soal sarana dan prasarana transportasi di IKN menjelang upacara detik-detik proklamasi.
Terlebih di IKN sendiri tol dan bandara baru bisa digunakan sepenuhnya mulai akhir Agustus hingga awal September 2024.
“Dari Balikpapan ke IKN juga terbatas, tol belum sepenuhnya jadi, bandara di IKN juga belum jadi. Ini tol dan bandara ini diperkirakan jadi di akhir Agustus awal September. Jadi untuk pelaksanaan upacara detik-detik proklamasi di IKN, kita masih menghadapi kendala sarana prasarana transportasi,” ujar Pratikno.
Mensesneg Bantah Pemerintah Sewa Ribuan Mobil untuk HUT RI di IKN
Pratikno membantah bahwa pemerintah menyewa ribuan unit mobil mewah untuk digunakan mengantar tamu kenegaraan dan VVIP menghadiri HUT RI di IKN.
Adapun istana akan menggunakan bus untuk mengangkut para tamu kenegaraan. Bahkan pihaknya sudah berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan pemda setempat untuk penyediaan armada bus di IKN.
“Oleh karena itu tantangannya bukan hanya jumlah mobil, tantangan yang paling karena terbatas maka kita akan menggunakan bus gitu. Jadi kita akan memfasilitasi transportasi berupa bus untuk menuju tempat upacara,” lanjutnya.
Pratikno menambahkan bahwa memang setiap tahun negara selalu membiayai anggaran terkait upacara HUT RI ini.
“Kalau upacara itu kan memang dibiayai oleh negara, ya, gak ada masalah setiap tahun juga begitu Itu,” jelasnya.
“Itu pun kita sudah dengan aparat setempat aparat setempat di Kaltim, pemda, pemkab dengan kapolda, dengan pangdam untuk sama-sama bersama-sama berkolaborasi untuk agar yang dibutuhkan dalam proses detik-detik proklamasi itu bisa tercukupi,” tutur Pratikno.
Pratikno mengakui jika anggaran upacara saat ini memang jauh membengkak dari sebelumnya karena diselenggarakan di dua tempat.
“Karena upacara sekarang itu kan diselenggarakan di dua tempat, tentu saja anggarannya ya tentu lebih besar daripada sebelumnya tetapi tidak signifikan,” pungkasnya.***
Penulis: Niawati
Editor: Annisaa Rahmah