Tuturpedia.com – Sempat trending di sosial media X, pengemis koin sapu lidi di Indramayu menuai banyak kritikan dari netizen.
Dikutip Tuturpedia.com, Minggu (7/4/2024), baru-baru ini tagas Indramayu sempat trending di sosial media X atau Twitter.
Trendingnya salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat ini bukan tanpa alasan. Pasanya, sejumlah akun memposting video yang memperlihatkan banyak masyarakat pembawa sapu lidi berderet di sekitar Jembatan Sawo yang berbatasan dengan Kabupaten Indramayu dan Subang di Jalur Pantura, Jawa Barat.
Ironisnya, tak hanya orang tua saja yang terlihat ikut membawa sapu lidi dan menyapu koin di jalanan, ada juga remaja dan bahkan anak-anak yang turut berbaris sembari melambaikan sapu mengharapkan para pemudik memberikan uang.
Pemandangan seperti ini biasa ditemukan di Indramayu, terlebih ketika musim mudik Lebaran seperti saat ini.
Video yang memperlihatkan para pengemis koin ini mendapatkan banyak komentar dari warganet karena dianggap cukup masif.
Tak sedikit netizen yang mengecam aksi dilakukan para masyarakat di Indramayu ini. Meskipun sudah dianggap tradisi, banyak warganet yang menganggap hal itu berbahaya dan menanyakan peran pemerintah serta dinas sosial setempat.
Namun di balik kecaman dari warganet, ada kisah menarik yang melatar belakangi tradisi satu ini.
Dikutip dari akun Twitter atau X @kesendrian. Tradisi ini kental dihubungkan dengan kejadian mistis dan banyak yang mengaitkannya dengan cerita legenda Saedah dan Saenih.
Kisah kakak beradik ini memang cukup populer, yang keduanya hidup dalam garis kemiskinan.
Keduanya ditinggalkan oleh orang tua mereka, Ki Sarkawi dan Maimunah di hutan. Namun di hutan kakak beradik ini justru bertemu dengan kakek renta yang mengajaknya menjadi anggota penari ronggeng.
Tanpa diduga, grup penari ronggeng ini terkenal. Sayangnya, Saenih meninggal dunia. Saedah pun tetap melanjutkan menjadi penari.
Ia bertemu Ki Sarkawi dan memberikan uang hasil dari menari serta memberitahukan pesan yang diberikan oleh mendiang Saenih.
Sayangnya, sepulang Ki Sarkawi dan Maimunah diberi uang, keduanya mengalami kejadian tragis saat melewati kali Sewo yang dikaitkan dengan kutukan berasal dari Saedah dan Saenih.
Sehingga kejadian ini melegenda di masyarakat Indramayu. Banyak masyarakat yang percaya, jika para pemudik melemparkan koin, mereka akan selamat melewati jembatan Sewo.
Selain itu, banyak juga yang mengaitkan kutukan kakak beradik ini dengan kecelakaan tragis yang terjadi pada 11 Maret 1974 yang dialami oleh para transmigran Boyolali.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda
