Tuturpedia.com – Di akhir 2023 kemarin, tren makanan dari China kembali viral di kalangan masyarakat Indonesia. Tren makan tahu panas atau dikenal dengan ‘Hahu Hoheng’ ini dinilai bahaya oleh beberapa orang, apa penyebabnya?
Tren ‘Hahu Hoheng’ yang sempat viral di platform TikTok ini dilakukan dengan cara memakan tahu goreng yang baru selesai dimasak di minyak panas dan dimasukkan ke dalam semangkuk bubuk cabai.
Hal ini dinilai bahaya, karena menurut beberapa warganet dapat menyebabkan asam lambung naik. Seorang pengirim menfes di akun @convomfs juga membagikan kabar yang kurang mengenakkan dari tren ini.
Pengirim anonim itu membagikan cerita bagaimana tetangganya ada yang meregang nyawa setelah melakukan tren tersebut.
“kalian tau hahu hoheng yang sempat viral itu? Di tempat aku ada orang yang ikutan bikin ini dan dia langsung sakit sehabis makan ini, langsung dilarikan ke RS dirawat 3 hari dan setelah itu dia meninggal. Ga tega banget pas dengernya. Buat kalian jangan banyak2 makan pedes ya apalagi yang punya penyakit lambung huhu,” tulisnya.
Sontak, tulisan menfes itu pun mendapatkan komentar yang beragam. Tak sedikit juga warganet yang membagikan cerita dari efek tren ‘Hahu Hoheng’ tersebut.
“Menurutku, itu karena bumbu cabe keringnya sih 🙁 aku waktu akhir tahun kemarin nyobain bikin ini sama temanku tapi keesokannya salah satu temanku masuk rumah sakit juga karena asam lambung, emang ga semua tren harus diikuti apalagi kalo kamu punya asam lambung,” tulis akun @M***er*e.
“Udah nyoba, ga mau lagi, akibatnya sariawan & saper (sakit perut)” tulis akun @so****ow***_.
“Padahal (kalau ga salah) udah ada dokter yang ngejelasin kalau ini bahaya. Gue lupa di reels mana, tapi gue inget kata-katanya, ‘mulut kamu mungkin kuat nahan pedes+panasnya, tapi lambung kamu mungkin engga,’. Ya bayangin aja tahu panas+berminyak+bubuk cabe, sedangkan iklim di kita panas,” tulis akun @@_**im***rt.
Menurut beberapa sumber, perpaduan makanan panas dan pedas memang tidak baik untuk kesehatan. Apalagi, tren ini mencontohkan tahu goreng yang dimakan setelah selesai digoreng tanpa ditiriskan terlebih dahulu.
Menurut CPR First Aid, Jumat (19/1/24) makanan atau minuman apa pun yang mencapai suhu sekitar 43 °C sudah cukup panas untuk membuat lidah orang terbakar.
Namun pada kisaran ini, luka bakar tersebut hanyalah luka bakar dangkal. Jika suhu makanan atau minuman mencapai lebih dari 70 °C, maka lidah seseorang akan langsung terasa terbakar.
Sementara itu, menurut Cleveland Clinic, makanan pedas dapat menyebabkan iritasi internal, peradangan, dan nyeri.
Tubuh mungkin akan melihat capsaicin (zat aktif pada cabai) sebagai racun dan mencoba membuangnya. Alhasil seseorang akan mengalami sakit perut, diare terbakar, nyeri dada, sakit kepala, dan muntah hebat.
Mengonsumsi makanan yang sangat pedas bahkan dapat menyebabkan kerusakan fisik dan rasa sakit yang sangat parah sehingga memerlukan perawatan darurat. Asam lambung akibat muntah dapat membakar kerongkongan dan tenggorokan seseorang.
Ternyata, efek negatif dari tren ‘Hahu Hoheng’ ini sangat bahaya untuk tubuh seseorang. Jadi, buat Tuturpedians yang ingin ikuti tren ini, coba untuk dipikirkan ulang yah! Jangan karena FOMO, kesehatanmu malah jadi terancam!***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda














Respon (2)