banner 728x250

Tragis! Seorang Guru Konseling SD di Korea Akhiri Hidup di Ruang Kelas

Foto: naver.com
Foto: naver.com
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Sebuah kejadian tragis yang terjadi menghampiri guru di sebuah Sekolah Dasar (SD) di Korea menimbulkan kontroversi di dunia pendidikan.

Pada tanggal 19 Juli 2023, Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul mengonfirmasi bahwa seorang guru SD telah mengakhiri hidupnya di dalam sebuah sekolah.

Pada hari yang sama, Serikat Guru Seoul mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa guru muda ini mengalami penyalahgunaan kekuasaan oleh para orangtua.

Guru itu mulai menjabat sebagai guru wali kelas untuk kelas satu di Sekolah Dasar Seoi pada Maret 2022 lalu.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh Serikat Guru Seoul, insiden terjadi minggu lalu di sekolah tersebut di mana seorang murid kelas satu menggunakan pensil untuk melukai dahi murid kelas satu lainnya.

Setelah itu, para orangtua datang ke sekolah dan menegur ‘A’ dengan keras. Kemudian para orang tua menyatakan bahwa ‘A’ tidak memiliki hak untuk menjadi seorang guru.

Serikat Guru Seoul telah meminta penyelidikan yang tepat dari Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul serta Kementerian Pendidikan.

Ketika spekulasi bahwa ‘A’ telah menderita penyalahgunaan kekuasaan dari para orangtua menjadi sangat banyak diberitakan di media, Sekolah Dasar Seoi mengeluarkan pernyataan yang meminta agar penyebaran rumor yang tidak dikonfirmasi dihentikan. Hal ini agar tidak membahayakan para murid muda dan mencemarkan nama guru yang telah meninggal.

Namun, pernyataan ini telah memicu kemarahan lebih lanjut dari masyarakat. Sebab, berbagai rumor terus menyebar bahwa bunuh diri sang guru sedang ditutupi oleh kekuatan-kekuatan berpengaruh di balik layar.

Sementara itu, anggota komunitas Sekolah Dasar Seoi tengah berduka dengan meletakkan bunga dan pesan peringatan di luar gerbang depan sekolah.

Namun, beberapa anggota asosiasi orangtua sekolah telah bersuara meminta agar bunga dan pesan tersebut dihapus dari area sekolah. Alasannya, anak-anak pergi ke sekolah dan mungkin mengalami trauma.

Sikap beberapa orang tua ini lebih lanjut memperparah rumor dan spekulasi yang berlanjut bahwa ‘A’ mengakhiri hidupnya karena kesulitan yang terkait dengan profesinya.

Penulis: Muhamad Rifki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses