Tuturpedia.com – Pelari maraton Olimpiade Rebecca Cheptegei dari Uganda meninggal beberapa hari setelah dibakar yang diduga dilakukan oleh mantan pacarnya di rumahnya di Kenya.
Pada hari Minggu (8/9/2024), Cheptegei dirawat di Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Moi di Kenya dalam kondisi kritis setelah mantan pasangannya diduga menyiramnya dengan bensin dan membakarnya di depan kedua putrinya yang masih kecil. Pihak rumah sakit di sana mengatakan ia menderita luka bakar hingga 80% di tubuh.
Komandan polisi Trans Nzoia County, Jeremiah ole Kosiom, menuturkan mantan pacar Cheptegei membeli sekaleng bensin, menyiramnya pada Cheptegei dan membakarnya setelah terjadi perselisihan mengenai tanah tempat rumahnya dibangun.
Menurut sang ayah, Joseph Cheptegei, para atlet di Kenya membeli tanah di sana agar dekat dengan banyak pusat pelatihan di wilayah tersebut karena tanah tersebut dianggap sebagai rumah bagi pelari jarak jauh.
“Pasangan itu terdengar bertengkar di luar rumah mereka. Selama pertengkaran itu, sang pacar terlihat menyiramkan cairan ke wanita itu sebelum membakarnya. Tersangka juga terbakar dan mengalami luka bakar serius,” ungkap Jeremiah.
Pada saat kejadian, Cheptegei dilaporkan diselamatkan oleh tetangga sebelum dia dan penyerangnya dibawa ke Rumah Sakit Rujukan Moi di Eldoret.
Setelah mendapatkan perawatan intensif selama beberapa jam, Dr. Owen Menach, kepala administrator rumah sakit kemudian mengonfirmasi kematian Cheptegei. Ia mengatakan Cheptegei menderita luka bakar parah yang menyebabkan kegagalan organ.
“Kerusakan sudah terjadi saat dia datang. Jadi kami mendukung organ-organ itu sebaik yang kami bisa. Namun, sayangnya, itu di luar kemampuan kami,” ujar Menach.
Kematian Cheptegei pun ramai dikabarkan di media sosial X. Terlebih, ia terkenal sebagai atlet maraton yang memiliki prestasi gemilang.
Federasi Atletik Uganda melalui akun X resminya pun turut mengabarkan kabar duka tersebut.
“Dengan berat hati kami umumkan bahwa atlet kami Rebecca Cheptegei, yang berlaga di Olimpiade, telah mengalami cedera parah dan dirawat di Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Moi di Eldoret,” demikian pernyataan resminya.
“Ini menyusul insiden yang melibatkan pacarnya yang berasal dari Kenya yang menyiramkan bensin dan membakarnya,” tulis Federasi tersebut.
Penyerangan terhadap atlet wanita di Kenya bukan hanya terjadi pada Cheptegei saja.
Pada bulan Oktober 2021, Agnes Tirop, peraih medali perunggu dunia dua kali untuk nomor lari 10 km yang juga finis keempat dalam nomor lari 5.000 m di Olimpiade Tokyo, ditemukan tewas ditikam di Iten.
Bukan hanya itu, pada bulan April 2022, Damaris Mutua, yang bertanding untuk Bahrain, ditemukan tewas dicekik dengan bantal menutupi wajahnya di kota yang sama.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah