banner 728x250
News  

Tragis! Berikut Fakta Seorang Bocah Berusia 8 Tahun di Boltim Tewas, Pelaku Incar Perhiasan Emas

Fakta bocah usia 8 tahun di Boltim tewas. Foto: unsplash.com/@davidvondiemar
Fakta bocah usia 8 tahun di Boltim tewas. Foto: unsplash.com/@davidvondiemar
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Seorang bocah berusia 8 tahun ditemukan tewas dalam keadaan terpenggal, yang mana pelakunya ialah bibi atau tante dari korban itu sendiri.

Dikutip Tuturpedia dari berbagai sumber pada Senin (22/1/2024), seorang anak perempuan berusia 8 tahun berinisial TAM asal Kecamatan Tutuyan, Bolaang Mongondow Timur (Boltim) ditemukan dalam keadaan tewas secara mengenaskan di salah satu perkebunan milik warga pada Kamis (18/1/2024).

Sebelum ditemukan tak bernyawa, TAM sempat dilaporkan menghilang oleh pihak keluarga.

Kemudian pada pukul sekitar 19.00 WITA, korban ditemukan di perkebunan yang berjarak sekitar 300 meter dari pemukiman warga. Kondisi korban ketika ditemukan tragis, di mana kepala dan badan dalam keadaan terpisah. 

Kontan saja penemuan mayat ini membuat geger warga setempat dan juga dunia maya. Selain keadaan korban yang ditemukan mengenaskan, berikut fakta-fakta lainnya. 

Lokasi Penemuan 

Korban diketahui ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di sebuah perkebunan kelapa pada pukul 19.00 WITA sekitar habis salat Isya oleh warga bernama Unge. 

Korban Ditemukan dalam Kondisi Mengenaskan

Menurut Koordinator Tim Koordinasi Cepat BPBD Boltim, Amrin Palutungan mengatakan jika korban ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan di mana bagian kepala terpisah dengan badan. Selain itu beberapa perhiasan milik korban pun hilang. 

“Korban ditemukan dengan kondisi kepala dan badan terpisah dan beberapa perhiasan hilang,” ungkap Amrin. 

Kronologi Korban Hilang hingga Ditemukan Meninggal 

Korban diketahui sudah hilang sejak hari Kamis siang sekitar pukul 11.00 WITA. Saat itu, korban dan ibunya sedang berada di rumah sang nenek.

Pelaku mengajak sang korban untuk mengambil sayur, tanpa diduga ia sudah membawa sebilah pisau guna menjalankan aksinya. 

Kemudian ketika keduanya berjalan kaki menuju Lorong Baret, Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, korban mengaku kelelahan dan meminta digendong.

Pelaku lalu menuruti permintaan korban dan mengajaknya ke lokasi tujuan, namun di tengah jalan pelaku menurunkan dan mendorong korban hingga terjatuh ke tanah.

Korban lalu ditindih oleh pelaku hingga tak bisa bergerak. Saat itu ia membekap mulut korban dan menghabisi nyawa sang gadis malang dengan cara menyiat lehernya. Kemudian pelaku menjatuhkan kepala korban ke dalam selokan. 

Usai korban meninggal, ia lalu mengambil perhiasan korban berupa kalung, gelang, dan cincin. 

Mirisnya lagi, pelaku ternyata sempat berpura-pura mencari jenazah korban yang sudah hilang selama beberapa hari. 

Pelaku Merupakan Tante Korban 

TUTURPEDIA - Tragis! Berikut Fakta Seorang Bocah Berusia 8 Tahun di Boltim Tewas, Pelaku Incar Perhiasan Emas
(Pelaku) Aning yang menghabisi nyawa keponakannya sendiri demi mencuri emas korban. Foto: x.com/danmte

Pelaku merupakan pria dan wanita yang masih memiliki ikatan kerabat. Diketahui jika pelaku yang menewaskan TAM, merupakan tante korban yang bernama Arnita Mamonto atau Aning.

Adapun motif Aning melakukan aksi kejinya itu untuk mengincar perhiasan emas yang dimiliki oleh korban. 

Hasil Menjual Perhiasan Korban 

Usai menjalankan aksinya, dengan santai dan seolah tak terjadi apa pun, ia kemudian menjual perhiasan milik korban ke pasar. 

“Pelaku pergi ke rumah tantenya untuk menjemput anak balitanya. Pelaku pergi bersama anaknya untuk menjual emas di di wilayah Tutuyan Kabupaten Boltim,” ujar Sugeng. 

Hasil dari menjual perhiasan itu, ia mendapatkan uang tunai senilai Rp3.670.000. Selanjutnya ia gunakan uang tersebut untuk membeli cincin emas, smartphone, kartu seluler, dan voucer pulsa. Ia juga menghabiskan sisa uang untuk membeli popok, susu formula, dan camilan.

Saat ini pelaku sudah ditangkap oleh pihak kepolisian. Diketahui jika pelaku memang sudah berencana menghabisi nyawa sang keponakan.***

Penulis: Niawati

Editor: Annisaa Rahmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses