banner 728x250

Tragedi Tanah Longsor Papua Nugini Memakan 2000 Korban Jiwa, Indonesia hingga Amerika Berikan Bantuan

TUTURPEDIA - Tragedi Tanah Longsor Papua Nugini Memakan 2000 Korban Jiwa, Indonesia hingga Amerika Berikan Bantuan
Indonesia, Australia dan Amerika kirimkan bantuan untuk Papua Nugini. Foto: Pixabay.com/OpenClipart-Vectors.
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Pada Jumat (24/5/2024), terjadi tragedi dahsyat di Papua Nugini saat tanah longsor melanda desa terpencil Kaokalam di utara negara tersebut. 

Kejadian ini memakan korban jiwa lebih dari 2000 orang, mengubur mereka di bawah reruntuhan tanah dan batu. 

Lokasi yang sulit dijangkau dan akses jalan yang rusak membuat upaya penyelamatan menjadi sangat sulit dilakukan. Papua Nugini segera meminta bantuan internasional untuk menghadapi bencana tersebut.

Pihak berwenang, pada Rabu (29/5/2024), terus berupaya mencari tempat yang lebih aman untuk memindahkan ribuan penyintas dari risiko potensi tanah longsor berikutnya di dataran tinggi Papua Nugini. 

Sementara peralatan berat tiba di lokasi, masih banyak orang yang terkubur di reruntuhan, menambah kompleksitas operasi penyelamatan.

Petugas tanggap darurat mengonfirmasi bahwa sekitar 8.000 orang mungkin perlu dievakuasi karena ancaman batu besar, tanah longsor, dan pohon tumbang yang mengancam Desa Yambali di wilayah pegunungan Papua Nugini. 

Tidak hanya itu, respons terhadap bantuan kemanusiaan juga terhambat oleh ketidakstabilan tanah yang semakin memperburuk situasi.

Kate Forbes, presiden Federasi Internasional Palang Merah dan Masyarakat Bulan Sabit Merah, menyoroti bahwa prioritas saat ini adalah memastikan keamanan dan akses bagi bantuan yang akan diberikan. 

“Saat ini, persoalannya adalah, saya paham, keamanan dan akses,” kata Forbes.

Bencana ini menimbulkan duka yang mendalam, dengan PBB memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 670 jiwa, sementara lebih dari 1.650 orang menjadi pengungsi. Upaya penyelamatan terus berlanjut, meskipun kondisi tidak menentu. 

Peralatan pemindahan tanah dari militer diharapkan tiba di lokasi untuk membantu operasi penyelamatan, tetapi rencana ini terkendala oleh ambruknya jembatan antara Wabag dan bandara terdekatnya di gunung Hagen.

Indonesia, Australia, hingga Amerika Berikan Bantuan kepada Papua Nugini

Di tengah kepedihan ini, Indonesia menawarkan bantuan bagi Papua Nugini, menegaskan komitmennya sebagai negara tetangga. 

“Indonesia memang berencana untuk memberi bantuan. Bagaimanapun, Papua Nugini adalah negara tetangga dekat. Namun, proses itu saat ini sedang dimatangkan persiapannya oleh sejumlah kementerian dan instansi terkait lainnya,” kata juru bicara Kemlu Lalu Muhammad Iqbal pada Rabu, 29 Mei 2024. 

Meskipun proses persiapan bantuan sedang berlangsung, solidaritas regional menjadi kunci dalam mengatasi bencana alam yang melanda.

Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam bencana ini. 

“Sejauh ini, tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam bencana tersebut,” ungkap Direktur Pelindungan WNI Judha Nugraha pada Minggu, 26 Mei 2024.

Menurut informasi yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu), tercatat ada sebanyak 1.317 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Papua Nugini. 

Dari data tersebut, dapat dipastikan bahwa tidak ada satupun dari mereka yang tinggal di Desa Yambali, yang berada di provinsi Enga, tempat terjadinya tragedi tanah longsor.

Mereka juga menyediakan layanan hotline dengan nomor +67573963011 bagi WNI yang memerlukan bantuan darurat di Papua Nugini.

Sementara itu, negara tetangga, Australia, telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada Papua Nugini. Bantuan tersebut meliputi makanan, air, selimut, dan tenda. 

Komisaris Tinggi Australia, John Feakes, menyatakan bahwa lebih banyak bantuan dan tim penyelamat akan segera tiba untuk memberikan dukungan lebih lanjut.

Tidak hanya Australia, Amerika Serikat juga turut berkontribusi dalam memberikan bantuan. 

Mereka telah berjanji untuk menyediakan dana sebesar 2 juta kina atau sekitar Rp8,3 miliar untuk mendukung tempat penampungan darurat dan logistik yang dibutuhkan. 

Hal ini menunjukkan komitmen internasional dalam membantu Papua Nugini menghadapi krisis yang sedang mereka alami.***

Penulis: Muhamad Rifki

Editor: Nurul Huda