banner 728x250

TPN Ganjar-Mahfud Sebut Sudah Temukan Indikasi Kelemahan Sirekap Sebelum Hari Pencoblosan: Siapa yang Buat?

TUTURPEDIA - TPN Ganjar-Mahfud Sebut Sudah Temukan Indikasi Kelemahan Sirekap Sebelum Hari Pencoblosan: Siapa yang Buat?
TPN Ganjar-Mahfud telah temukan indikasi kelemahan Sirekap dari hari sebelum pencoblosan. Foto: Instagram.com/finsensius_mendrofa.
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com –  Adanya indikasi kecurangan pemilu 2024, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengungkap bahwa Bawaslu tak merespon cepat pengaduan dugaan kelemahan sirekap. 

Dikutip Tuturpedia.com, Jumat (16/2/2024), Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan adanya indikasi kelemahan alat penghitung suara sirekap dari jauh hari. 

Namun sayangnya, menurut TPN Ganjar Mahfud, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tak merespon cepat pengaduan dugaan kelemahan Sirekap.   

“Kalau seandainya Bawaslu merespon pengaduan kami di tanggal 12 februari 2024, 2 hari sebelum pencoblosan. Maka seharusnya tidak terjadi gonjang-ganjing berkaitan dengan Sirekap. Jadi, kami cukup menyayangkan bawaslu tidak merespon cepat, pengaduan dugaan kelemahan yang terjadi di Sirekap,” ujar Finsensius Mendrofa, tim deputi hukum TPN Ganjar-Mahfud.

Finsensius mengatakan, TPN Ganjar-Mahfud terlebih dahulu yang menyikapi penemuan kelemahan dari Sirekap dan melaporkan hal tersebut. 

“Mungkin kalau bisa dilihat bahwa kami dari tim pemenangan paslon nomor 3 yang duluan menyikapi ini, dan duluan melaporkan di Bawaslu yang berkaitan dengan kelemahan yang terjadi di Sirekap KPU,” ujar Finsensius. 

Selain membahas kelemahan dari Sirekap yang sudah dilaporkan sejak dua hari sebelum Pemilu 2024, Finsensius juga menjelaskan bahwa adanya penambahan suara pada paslon nomor urut dua di Sirekap. 

Finensius juga bahkan menanggapi soal pihak paslon nomor urut 2 yang mengatakan jika penambahan suara paslon nomor urut 2 disebabkan karena penulisan di formulir c hasil. 

Menurut Finsensius hal tersebut tidak akurat karena sejak simulasi, penambahan suara di paslon 02 sudah terjadi, sedangkan pada paslon 03 justru mengalami pengurangan suara. 

“Namun menurut kami, ini penjelaskan ini pun tidak akurat. Karena di saat simulasi saja, di beberapa akali bukti yang kita dapatkan di simulasi itu tetap terjadi penambahan di paslon dua. Dan pengurangan tetap terjadi di paslon kosong tiga dan itu kemudian menjadi suatu fakta yang terjadi di Sirekap KPU ini,” ungkap Finensius Mendrofa. 

Finsensius juga mengungkapkan jika penambahan suara pada paslon nomor urut 2 sangat jauh dari suara sebelumnya, berbeda dengan paslon 03, Ganjar-Mahfud, yang terus mengalami penurunan suara.  

“Kalau kita lihat di beberapa bukti yang sudah terjadi, suara 02 sejumlah 62 suara tetap dalam hasil di Sirekap KPU menjadi 860. Ini bisa dibayangkan penambahan suara yang terjadi di paslon kosong 2. Sedangkan di paslon tiga itu semakin turun,” ujar Finsensius. 

Adapun Finsensius meminta pihak KPU untuk transparan mengungkapkan siapa pembuat aplikasi Sirekap.

“Jadi menurut kami, KPU tidak hanya semata-mata minta maaf bahwa terjadi kelemahan di sistem IT tersebut, tetapi KPU juga harus transparan ini siapa yang buat?” tanya Finsensius.   

Bahkan jika perlu, menurut Finsensius,  pembuat dari Sirekap angkat suara untuk mengetahui apakah benar hanya kelemahan sistem semata atau memang adanya kecurangan. 

“Kalau perlu yang buatpun memberikan penjelasan. Termasuk yang tadi kami minta bahwa di dalam investigasi yang dilakukan ada tim audit independen, supaya ini cek dan ricek bahwa Sirekap KPU itu terjadi semata karena kelemahan, bukan karena ada bentuk kecurangan,” pungkas Finsensius.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses