Tuturpedia.com – Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengkritik pernyataan Guntur Soekarnoputra yang mengatakan bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bisa diatur apabila paslon 03, Ganjar-Mahfud memenangi Pilpres 2024.
Budiman menyatakan, Guntur seharusnya tidak perlu membela capres yang didukungnya sampai harus menjatuhkan marwah presiden.
“Untuk hal yang sangat fundamental, tentang perjuangan demokrasi saja, Ibu Mega tidak pendendam. Kenapa hanya urusan Pilpres ini, kok bisa begitu sama Pak Jokowi? Jadi, tidak ada alasan. Calon presiden ini tidak perlu dibela sampai kayak gitu kok,” ujar Budiman kepada wartawan, Rabu (31/1/2024).
Budiman merasa kecewa sekaligus heran dengan pernyataan Guntur. Dia pun bertanya-tanya mengapa Guntur bisa melontarkan pernyataan yang seolah merendahkan Presiden Jokowi.
“Wong mengupayakan Orde Baru aja gak perlu dibela habis-habisan sampai kayak gitu kok. Jadi menurut saya, pernyataan itu sangat tidak Bung Karno, juga sangat tidak Mas Guntur, saya gak tahu siapa yang membisiki Mas Guntur untuk berbicara seperti itu,” ujarnya.
Menurut Budiman, pernyataan Guntur tidak sesuai dengan prinsip dari keluarga Soekarno (Bung Karno), yang dinilainya tidak pernah pendendam.
“Sejauh yang saya tahu, Bung Karno bukan pendendam, bahkan Ibu Mega pun bukan pendendam,” lanjut Budiman.
Mantan politisi PDIP ini mencontohkan kebaikan Megawati Soekarnoputri yang dinilainya bukan seorang pendendam.
“Ketika Reformasi berlangsung, Ibu Mega berada di pihak yang menang, apakah Ibu Mega pernah mengganggu keluarga Pak Harto? kan enggak pernah. Bahkan, ketika Prabowo masih berstatus menantu Soeharto, dan kala itu Prabowo bertugas di Yordania, Megawati dan (almarhum) Pak Taufiq Kiemas lah yang meminta Prabowo pulang,” tandasnya.
Budiman kemudian mengatakan, bukti kebaikan Megawati dapat dilihat juga ketika mengajak Prabowo maju sebagai cawapres pada 2009.
Begitu pula ketika Bung Karno hendak ditembak mati dalam percobaan pembunuhan, Bung Karno memaafkan sang penembak untuk dieksekusi.
Peristiwa ini diketahui dilakukan oleh pilot TNI AU Daniel Alexander Maukar. Pada 9 Maret 1960, Daniel melancarkan misi membunuh Soekarno di Istana Negara dari pesawat MiG-17. Beruntung, Soekarno selamat karena sedang tidak berada di tempat.
“Jadi, dari sisi keluarga Bung Karno dan Bung Karno sendiri bukan keluarga pendendam,” tegas Budiman.
Pernyataan Guntur Soekarnoputra pada Jokowi
Sebelumnya putra sulung presiden Soekarno, Guntur Soekarnoputra, meminta seluruh pendukungnya memenangkan pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.
Menurut Guntur, kemenangan Ganjar-Mahfud akan membawa hak prerogatif yang membuatnya bisa mengatur langkah selanjutnya.
“Kalau itu sudah tercapai, kekuasaan dan hak prerogatif ada di Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, baru yang lain mau kita apa-apain itu gampang,” kata Guntur dalam orasinya di Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres Ganjar-Mahfud (TKRPP), Jalan Diponegoro Nomor 72, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2024).
Guntur bahkan menyebut nama Jokowi demi mendulang suara bagi paslon 03 ini.
“Ini kan banyak macam-macam ada yang minta pemakzulan, sudahlah kita lupakan itu dulu. Kalau Mas Ganjar dan Pak Mahfud sudah jadi presiden gampang itu, Jokowi mau diapain terserah. Saya enggak sebut nama paslon ya, adalah paslon nanti mau diapain gampang itu,” ujarnya.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Nurul Huda















