Indeks

TKN Prabowo-Gibran Ungkap Ada Dua Kasus Penganiayaan yang Diterima Relawan

Melalui konferensi pers, TKN Prabowo-Gibran klarifikasi adanya kasus penganiayaan. Foto: Tangkapan layar YouTube KPU RI.

Tuturpedia.com – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran pada Rabu (21/2/24) melakukan konferensi pers terkait adanya dugaan kekerasan di Pemilu 2024 yang diterima oleh relawannya di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. 

Melalui kesempatan tersebut, Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, mengatakan bahwa terdapat dua kasus kekerasan yang terjadi selama melakukan proses penghitungan suara ulang di daerah tersebut. 

Korban pertama bernama Edianto Simatupang yang merupakan relawan Paslon nomor urut 02 sekaligus relawan dari Kabupaten Tapanuli Tengah. 

Diketahui korban dikeroyok oleh sekelompok orang pada 14 Februari 2024 kemarin di TPS 03 Kelurahan Padang Masiang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

“Edianto Simatupang mengalami luka parah di bagian mata sebelah kiri dan sejumlah memar di sekujur badan akibat penganiayaan tersebut. Edianto Simatupang harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Pandan,” ungkap Habiburokhman. 

Selain itu, korban kedua merupakan saksi dari Paslon nomor urut 02 di Tapanuli Tengah. Diketahui korban mendapatkan penganiayaan ketika melakukan penghitungan ulang di Kecamatan Sirandorung. 

“Saat penghitungan suara berlangsung (20/2/2024), saksi kami (Prabowo-Gibran) atas nama James Nahampun telah dianiaya, dipukul sehingga mengalami luka cukup parah. Saat ini korban telah dibawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Sedangkan pelaku telah diamankan Polres Tapanuli Tengah,” jelasnya. 

Pihak TKN Prabowo-Gibran juga memperlihatkan bukti video pengeroyokan yang dialami oleh relawannya.

Terlihat proses penghitungan suara yang terjadi di Kecamatan Sirandorung hari Selasa (20/2/24) tersebut memang ricuh.

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid pun menjelaskan penghitungan suara dilakukan karena adanya ketidakpuasan hasil di TPS daerah tersebut.

Sebab, relawannya memiliki data C1 yang tidak sesuai dengan data yang ada di Sirekap.

“Proses penghitungannya itu proses penghitungan suara ulang. Jadi nggak puas dengan hasil rekap di kecamatan, minta utk dihitung ulang. Ketika dihitung ulang, karena direkap semula 02 kalah, setelah dihitung ulang ternyata 02 menang. Nah, di situlah terjadi baku (hantam),” jelas Nusron. 

Tindakan penganiayaan tersebut langsung ditindak lanjuti TKN Prabowo-Gibran yang berada di Jakarta dengan membuat laporan ke pihak Kepolisian. Diketahui saat ini proses laporan sudah dalam proses penyidikan.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version