Semarang, Tuturpedia.com – Dalam meningkatkan jurnalisme Indonesia, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat mengadakan kick off Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) di Hotel New Puri Garden Semarang, Selasa, 25 Juni 2024 s.d. Sabtu, 29 Juni 2024.
Didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), SJI diikuti oleh 32 wartawan muda dari berbagai media cetak, elektronik, dan online di Jawa Tengah, dengan tema Berintegritas, Berpikir Kritis, Multitasking, dan Berwawasan Kebangsaan.
Direktur SJI, Ahmed Kurnia Suriawijaya menuturkan, kegiatan yang diselenggarakan dengan kepanitian PWI Jateng, ialah program unggulan PWI dalam meningkatkan kualitas jurnalisme di Indonesia dan pertama kalinya di-endorse Kemendikbudristek.
Dirinya menyebut, ada empat hal yang perlu diadakan penyegaran di SJI, yaitu integritas, berpikir kritis, wawasan kebangsaan, dan multitasking.
Ahmed menilai, dengan berkembangnya dinamika sosial, politik, dan ekonomi, wartawan perlu memperdalam integritas.
Dengan fenomena yang terjadi saat ini, wartawan bakal bersinggungan seperti perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI), pinjaman online, serta transformasi digital lainnya yang banyak memberikan konsekuensi.
Lebih lanjut, dirinya menyampaikan, budaya instan membuat fakta-fakta di sekitar kita luput dari perhatian wartawan. Contohnya pada beberapa peristiwa di Tanah Air yang sempat viral dan butuh sikap kritis dari wartawan yaitu kisah Ratna Sarumpaet, kasus Sambo, dan kasus penanganan Covid-19.
“Banyak pernyataan dari narasumber yang tidak dikejar lagi, dicermati secara seksama. Maka dari itu tujuan SJI di sini mengasah wartawan agar berpikir kritis,” ucap tutor online di Universitas Terbuka dan Widyaiswara di Pusdiklat Kemenkominfo.
Selain itu, menurutnya SJI juga mengemban misi dan amanah sejarah, sebab PWI menjadi organisasi tertua yang menyandang nama Indonesia dan lahir sebagai cetusan tokoh-tokoh pergerakan. Sehingga wawasan kebangsaan perlu diingatkan lagi.
“Apalagi dinamika global tengah terjadi. Misalnya perang Rusia-Ukraina, Israel-Hamas Palestina atau konflik Laut Cina Selatan. Di sini, di mana perspektif kebangsaan kita melihat kasus ini? Isu-isu global dan domestik yang akan kita asah bersama. Terakhir wartawan juga dituntut punya multiskill dan multitasking, sehingga tak bukan zamannya lagi wartawan hanya jago ngetik,” kata dia.
Rekam Jejak
Saat disinggung mengapa Semarang dipilih sebagai kick off SJI, Ahmed yang didampingi Ketua Komisi Pendidikan dan Pelatihan PWI Pusat, Marah Sakti Siregar mengatakan karena PWI Jateng punya rekam jejak sebagai organisasi yang komitmen dan produktif menggelar program peningkatan SDM wartawan.
Terlebih, tokoh-tokoh pers dari PWI Jateng juga menonjol dan memberikan sumbangsih bagi kemajuan jurnalisme di Indonesia.
Baginya, pengajar dan mata ajar pada SJI dikurasi oleh tim kurator yang dipimpin Marah Sakti. Terkait kurikulum, SJI memadukan kurikulum Unesco yang universal dan sekolah jurnalistik tertua dan terbaik di Amerika Serikat yakni Missouri School of Journalism.
Di sisi lain, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS menyambut terselenggaranya SJI di Kota Semarang. Ia berharap, seusai mengikuti sekolah ini, wartawan di Jateng memiliki kemampuan lebih dan produk karyanya makin berbobot.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko.
Editor: Annisaa Rahmah.