banner 728x250

Tiga Hal Penting yang Dibahas Jokowi saat Terima Kunjungan Grand Syekh Al Azhar

Presiden Jokowi sambut kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Prof. Ahmed Mohammed Ahmed Al-Thayeb di Istana Merdeka. Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi sambut kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Prof. Ahmed Mohammed Ahmed Al-Thayeb di Istana Merdeka. Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Ahmed Mohammed Ahmed Al-Thayeb, di Istana Merdeka Jakarta, hari ini, Selasa (9/7/2024). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian tur Grand Syekh ke Asia Tenggara yang juga mencakup Malaysia dan Thailand. 

Dalam keterangannya usai mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kunjungan kali ini merupakan ketiga kalinya Grand Syekh berkunjung ke Indonesia, setelah sebelumnya pada tahun 2016 dan 2018, dengan tujuan utama untuk mempromosikan Islam moderat dan dialog antariman.

Di momen pertemuan dengan Grand Syekh, Jokowi membahas mengenai tiga hal penting.

Pertama, terkait dengan hubungan antara Indonesia dan Mesir, khususnya dalam bidang pendidikan. 

Untuk diketahui, Universitas Al Azhar Mesir hingga saat ini telah menampung sekitar 13 ribu mahasiswa asal Indonesia. Sebanyak 200 mahasiswa di antaranya merupakan penerima beasiswa pada tahun lalu.

“Grand Syekh pada saat menyebut angka 13 ribu mahasiswa Indonesia itu, adalah persentase yang sangat besar dibanding secara total mahasiswa yang belajar di Al Azhar,” katanya.

Jokowi dalam dialognya dengan Grand Syekh menyebut Mesir sudah sejak lama menjadi tujuan studi pelajar Indonesia. 95 persen WNI yang tinggal di Mesir adalah pelajar Indonesia.

“Grand Syekh mengatakan beliau tidak pernah menerima keluhan dari mahasiswa Indonesia. Berarti, beliau mengatakan karakter mahasiswa Indonesia adalah baik,” imbuh Retno.

Sebagai timbal balik hubungan RI-Mesir, Jokowi menyatakan komitmennya untuk mendorong pembentukan Markaz Tathwir atau pusat pengembangan untuk cabang Al Azhar di Indonesia.

Pembahasan kedua, yaitu mengenai pentingnya perdamaian dan toleransi. Jokowi menyampaikan bahwa saat ini perang dan konflik terjadi di mana-mana, termasuk di Gaza, sehingga penting bagi semua pihak untuk terus menyuarakan gencatan senjata yang permanen, mempermudah akses bantuan kemanusiaan, dan mewujudkan perdamaian dengan segera. 

“Di dalam menanggapi hal ini, Grand Syekh sangat setuju dengan pandangan Bapak Presiden bahwa perang harus segera diakhiri dan perdamaian harus diwujudkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah persatuan di dunia ini, negara-negara dunia semua harus mendorong perdamaian di Gaza, perdamaian untuk bangsa Palestina, termasuk juga persatuan di antara negara-negara muslim,” tuturnya.

Hal ketiga yang disampaikan Jokowi, yakni pentingnya penguatan dialog antariman. Jokowi mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk dan toleransi adalah DNA Indonesia. 

“Bapak Presiden menjelaskan mengenai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan dari dekat Indonesia terus mengikuti peran dan reputasi dari Al Azhar dalam mendorong toleransi dan moderasi. Bapak Presiden menekankan pentingnya upaya bersama untuk meningkatkan nilai toleransi dan perdamaian melalui dialog lintas agama guna mencegah tumbuh suburnya ekstremisme dan Islamophobia,” kata Retno.

Retno juga mengungkapkan pada September mendatang akan ada kunjungan dari Paus Fransiskus yang akan bertemu dengan Jokowi.

“Di dalam pertemuan tadi, Bapak Presiden menyampaikan bahwa kunjungan Grand Syekh ini dan kemudian nantinya, insyaallah pada bulan September, akan ada kunjungan Paus, akan membawa pesan yang sangat kuat mengenai pentingnya perdamaian dan pentingnya toleransi,” pungkasnya.***

Penulis: Angghi Novita.

Editor: Annisaa Rahmah.