Blora, Tuturpedia.com – Tes tertulis calon anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah serta Bupati dan Wakil Bupati Blora tahun 2024 disinyalir janggal dan tidak profesional.
Hal itu disampaikan langsung oleh sejumlah warga yang merupakan peserta seleksi PPS kepada awak media Tuturpedia pada Sabtu (18/5/2024).
“Nginiki gak bakalan ketompo, wes to muleh wae. Paling seng ketompo wes gawanan. Kari pasrah (seperti ini enggak bakal diterima, sudah pulang saja. Mungkin yang diterima sudah titipan. Tinggal pasrahnya),” ucap salah satu peserta yang enggan disebutkan namanya.
“Kita lihat saja nanti hasilnya, semisal itu ada dugaan pelanggaran seleksi PPS baik secara administrasi maupun syarat formil lainnya harus dikembalikan sesuai aturan dan diulang,” lanjutnya.

Terlepas dari itu, ketika awak media mencoba mengklarifikasi ke Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kecamatan Kedungtuban sekaligus sebagai penanggung jawab tes seleksi PPS yang diselenggarakan oleh KPU, yaitu Nurhadi, ia pun memberikan jawaban dengan jelas.
“Jadi hari ini kita menyelenggarakan tes tertulis PPS, total peserta ada 100, dari 17 desa, mulai dari Gondel sampai Nggaluk, intinya khusus di wilayah Kecamatan Kedungtuban. Dan ini tesnya baru tahap di tes tertulis, nanti terus ke tes wawancara, serta ada juga tanggapan masyarakat juga. Nanti baru ada penetapan untuk PPS,” ungkap Nurhadi.
Kemudian, ketika disinggung terkait dengan dugaan adanya titipan dari partai politik (parpol) maupun lainnya untuk meloloskan jadi PPS, dirinya kembali memberikan penjelasan.
“Iya itu wajar Mas, cuma nanti tetap kita godok. Nanti kita tetap ada dan itu saya anggap sebagai tanggapan masyarakat. Cuman kadang, kan gini mosok nek titip, jenenge wong titip siji loro, kadang kalau titip paketan itu yang enggak saya sukai kan gitu. Karena di situ kan kita butuh kaitannya dengan menyukseskan pemilu,” jelasnya dengan logat bahasa campuran medok Blora.
“Kalau titipan tiga orang ini baru semua, contoh: itu kan juga kita mikir dua kali. Kalau orang baru semua apa ini kita dikasih jaminan siapa kalau gagal. Harus ada jaminannya gitu lho. Iyo nek ngko lancar, nek ora lancar? Kan gitu,” terangnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga mengatakan meski ada titipan, namun dipastikan akan kerja profesional dan yang terpenting titipan tersebut mampu menguasai data dan memahami wilayah.
“Iya profesional, enggak ada gitu-gituan, meski ada titipan, yang penting profesional. Kalau PPS itu satu orang atau dua orang, enggak masalah gitu lho, yang penting satu orang yang bagian data dan satu orang yang teknis atau ketua yang memahami wilayah, serta memahami semuanya,” bebernya.
Selain itu, disentil kembali terkait dugaan titipan PPS ini dari partai dan lain sebagainya, ia memberikan keterangan, bahkan juga terkait dengan kelolosan.
“Ada yang dari partai, ada dari yang lain juga. Yo wes monggolah, kita terima semua, kita tampung semua pokoknya. Intinya gitu,” sambungnya.
“Dan lolos tidaknya, tinggal nanti, kita lihat biodatanya dia pernah menjadi apa pelaksana pemilu enggak? Contoh, pernah menjadi KPPS, pernah menjadi pendamping PLD, kita harus liat curriculum vitae,” imbuhnya.
Tak hanya itu, ketika disinggung terkait dengan kriteria untuk lolos PPS, ia menerangkan bahwa yang terpenting mampu IT.
“Untuk penilaiannya iya kita maksudnya iya, dia memang harus mampu juga kaitannya dengan IT. IT harus mampu karena sekarang kaitannya nanti juga pantarlih atau PPDP itu juga IT. Kalau PPD-nya bagus yang PPS-nya enggak bagus kan juga lucu gitu lho,” kata dia.
Ia juga tak menampik jika banyak titipan yang lama, tak ikut mendaftar kembali, hal itu dikarenakan sebagian bekerja sebagai PNS dan PPPK.
“Jadi ada yang daftar, ada yang enggak daftar, karena kemarin PNS dan PPPK enggak boleh ikut. Dan pesan saya, semoga kami dari Kedungtuban berjalan lancar tugas kami. Saya sebagai ketua baru juga, karena ketua lama kaitannya dengan ASN dia enggak bisa ikut, ya semoga lancar, dari bawah sinergitas dengan desa dengan kecamatan dengan polsek, koramil itu ada sinergitas aja. Jadi enggak ada masalah atau bisa disebut kondusif,” tutupnya.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro.
Editor: Annisaa Rahmah.















