banner 728x250
News  

Tertarik dengan Inovasi Kota Semarang, Pemkab Sijunjung Lakukan Studi Tiru

Kunjungan pemerintah dan jajaran Forkopimda Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat ke Kota Semarang. Foto: Dok. Pemkot Semarang
Kunjungan pemerintah dan jajaran Forkopimda Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat ke Kota Semarang. Foto: Dok. Pemkot Semarang
banner 120x600
banner 468x60

Semarang, Tuturpedia.com – Pemerintah dan jajaran Forkopimda Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat melakukan studi tiru terkait inovasi dan pembangunan serta sarana prasarana di Kota Semarang.

Salah satunya terkait inovasi hasil riset dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan pembentukan Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA) di Kota Semarang. 

Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir hadir memimpin rombongan, kemudian didampingi Kapolres Sijunjung, AKBP Andre Anas, Kajari Sijunjung Rina Idawani serta Forkopimda dan Kepala OPD terkait. 

Mereka lalu disambut oleh Asisten Pemerintahan Muhammad Khadik, Plt. Kesbangpol Joko Hartoni, Plt. Ketua KPU Ahmad Zaini, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Muhammad Afif, Wakapolrestabes Wiwit Ari Wibisono, segenap jajaran Forkopimda, dan OPD Pemerintah Kota Semarang. 

“Intinya Pak Bupati dan jajaran hadir di Kota Semarang karena melihat perkembangan pesat yang terjadi di Kota Semarang. Beliau ingin belajar, sharing, diskusi, hal-hal baik yang bisa diimplementasikan,” ucap Muhammad Khadik saat sambut rombongan Pemkab dan Forkopimda Kabupaten Sijunjung di Co-working Space BRIN, di Balai Kota Semarang, Senin (29/7/2024). 

Rombongan mengunjungi sejumlah lokasi, di antaranya Co-Working Space BRIN di Balai Kota Semarang, Command Center di Polrestabes Semarang, dan lain-lain. 

“Mereka sangat senang melihat Kota Semarang telah membentuk Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA). Bahkan sudah bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN),” tuturnya. 

Dari hasil kolaborasi dengan BRIN, lanjutnya, berbagai hasil riset telah diterapkan Pemerintah Kota Semarang.

“Ini yang membuat mereka terkesan, dengan berbagai hasilnya. Salah satunya olahan sampah plastik menjadi BBM bernama Petasol,” imbuhnya. 

Untuk diketahui, sampah plastik ialah residu yang sulit sekali didaur ulang dan memengaruhi lingkungan.

“Ternyata dengan riset sampah plastik bisa diubah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) petasol. Ini bisa menjadi solusi terutama dari limbah plastik yang pencemarannya ada di muara. Harapannya ini bisa menjadi berkah karena sampah itu menjadi bahan untuk pembuatan petasol,” harapnya. 

Adapun pemanfaatan petasol diterapkan sebagai bahan bakar kapal nelayan, alat pertanian seperti traktor hingga mobil.

“Itu sudah kita uji coba dan hasilnya itu bagus. Karena permasalahan sampah plastik itu tidak hanya permasalahan Kota Semarang tapi juga permasalahan kabupaten kota se-Indonesia,” terangnya. 

Hasil riset lainnya yang membuat tertarik rombongan Pemkab Sijunjung yaitu benih padi unggul yang bisa ditanam di daerah air payau atau pesisir.

“Selama ini kita tahu, kalau benih padi di air payau kan tidak bisa tumbuh. Dengan riset BRIN, beberapa waktu lalu Ibu Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu sudah mengimplementasikan di daerah pesisir di Kecamatan Tugu,” ujarnya. 

Selain itu, hasil riset olahan singkong jadi plastik juga dilirik Kabupaten Sijunjung. Plastik yang terbuat dari singkong ini setelah dipakai dapat langsung terurai. 

“Akhirnya Pak Bupati ingin meniru yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Semarang untuk diterapkan di sana,” paparnya. 

Rombongan pun bergeser ke situation room melihat unit 112 Call Center Kota Semarang dan Sapa Mbak Ita. 

“Sempat kita ajak juga ke Unit 112 Call Center, yaitu sistem pelaporan masyarakat manakala ada kejadian yang membutuhkan bantuan kegawatdaruratan 24 jam,” ungkap Khadik. 

Menurut dia, dengan Call Center 112 segala keluhan, masukan, dan saran yang masuk akan ditindaklanjuti dan ditangani OPD dan Forkopimda terkait. 

“Rombongan diajak melihat command center, dijelaskan tentang inovasi Polrestabes dalam rangka menjaga kondusifitas Kamtibmas di Kota Semarang ada kentongan Kenita, Panic Button, dan Aplikasi Libas,” lanjutnya. 

Kapolres Sijunjung mengaku tertarik dengan aplikasi Libas dan penerapan CCTV di setiap RT. Kota Semarang dinilai sebagai kota besar paling toleran di Indonesia. 

“Kita masuk lima besar ranking nasional sebagai kota toleran. Karena kerukunan antar umat beragama menjadi hal yang fundamental dalam pembangunan. Beliau ingin belajar kiat-kiatnya,” tandasnya.***

Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko.

Editor: Annisaa Rahmah.