Tuturpedia.com – Mantan gelandang Argentina, Angel Di Maria, mengungkapkan bahwa keluarga kembali mendapatkan ancaman kematian.
Insiden tersebut pun memaksanya untuk berubah pikiran soal kemungkinan pulang dan kembali membela Rosario Central, yang merupakan klub di mana kariernya bermula.
Yang disayangkan, insiden itu turut menegaskan dominasi organisasi kriminal di Rosario dan Di Maria, sebagai sosok pesepak bola populer serta penting di Argentina, telah menjadi target untuk memamerkan kekuasaan mereka.
Sebelumnya, Di Maria yang akhirnya resmi gantung sepatu dari timnas Argentina usai kembali menjuarai Copa America pertengahan Juli kemarin pernah mengungkapkan bahwa ia ingin kembali ke kampung halaman.
Apalagi, kontraknya bersama Benfica juga telah berakhir pada akhir musim 2023/24 kemarin.
Sudah Terjadi Sejak Bulan Maret
Keluarga Di Maria pertama kali menerima pesan ancaman kematian pada bulan Maret kemarin. Hanya saja, sang gelandang menjelaskan bahwa keluarganya tidak melaporkan ancaman tersebut karena rasa takut.
“Ada ancaman di tempat kerja saudara saya, sebuah kota dengan kepala babi dan peluru di dahinya. Dan ada catatan yang mengatakan bahwa jika saya kembali ke (Rosario) Central, selanjutnya kepada putri saya, Pia,” ungkap Di Maria pada hari Selasa (30/7/2024) kemarin kepada salah satu stasiun televisi Rosario.
“Bulan-bulan itu begitu buruk, kami hanya bisa duduk dan menangis setiap malam karena tidak bisa mewujudkan impian itu,” imbuhnya.
Ini bukan kali pertama pemain Argentina menerima ancaman serupa. Tahun lalu, Lionel Messi pun tak luput dari pesan ancaman serupa.
Menurut laporan Reuters, sudah sejak bulan Maret kemarin aparat keamanan negara telah ditugaskan ke Rosario.
Tak hanya itu saja, ancaman yang menyasar para public figure seperti Messi dan Di Maria pun ditindak oleh Gubernur Rosario, Maximiliano Pullaro, lewat penerapan protokol keamanan.
Hanya saja, Di Maria juga melayangkan kritik bahwa protokol tersebut seharusnya tak hanya diterapkan demi keamanan public figure.
“Tidak sepantasnya bicara soal keamanan dan protokol buat saya ketika orang-orang di Rosario tak bisa keluar bekerja, tak bisa menunggu bus tanpa dirampok atau dibunuh gara-gara ransel,” tegasnya.***
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah
