Indeks
Sports  

Terdepak dari AS Roma, Kepindahan Mourinho ke Arab Saudi Tak Terelakkan

Kepindahan Mourinho ke Arab Saudi tak terelakkan. Foto: x.com/ASRomaEN
Kepindahan Mourinho ke Arab Saudi tak terelakkan. Foto: x.com/ASRomaEN

Tuturpedia.com – Usai pemecatan Jose Mourinho oleh AS Roma, kabarnya sang pelatih tengah membahas kemungkinan untuk hijrah ke Saudi Pro League.

Menurut sumber yang diperoleh Tuturpedia.com, Mourinho dan agennya, Jorge Mendes, tengah mendiskusikan kemungkinan bergabung dengan klub Al Shabab.

Peluang tersebut rasanya tidak mengejutkan. Apalagi, Mourinho sendiri pernah mengungkapkan pada Oktober silam bahwa ia yakin suatu hari ia akan melanjutkan kariernya di Arab Saudi.

Meskipun belum ada kesepakatan resmi antara Mourinho dengan Al Shabab ataupun klub mana pun, nyatanya ada beberapa alasan mengapa hijrahnya The Special One ke Arab bisa dibilang tak terelakkan.

Pertama, Saudi Pro League masih butuh mendatangkan nama-nama besar untuk melanjutkan pertumbuhan sekaligus terus mengangkat gengsi liganya.

Meskipun Mou dipecat oleh lima klub terakhirnya di Eropa (AS Roma, Tottenham, MU, Chelsea, Real Madrid) dan bahkan saat ini bisa dibilang titik karier terendahnya, ia tetap merupakan sosok dengan nama besar bahkan di Arab.

Pangeran Mohammed bin Salman dan Public Investment Fund (PIF) bahkan pernah mencoba mendatangkan pria asal Portugal tersebut pada musim panas kemarin, meskipun Mou memilih bertahan di Roma.

Selain itu, sosok Mou di Eropa saat ini sudah tak lagi sepopuler sebelumnya. Usai rentetan kekecewaan dan kontroversi, style permainan dan kepelatihannya yang dulu dipuja-puja sekarang sudah memanen kritik.

Terlepas dari dukungan dan investasi dari pemilik AS Roma, skuad di bawah Mou justru menghasilkan kualitas yang mengecewakan. Giallorossi bahkan gagal lolos ke Liga Champions setelah dua musim finish di peringkat enam, saat ini mereka malah makin melorot ke papan tengah klasemen Serie A.

Klub-klub top lain yang dulu berlomba-lomba memboyong sang pelatih pun saat ini lebih memilih opsi lain. Pasalnya, kemungkinan mereka memecat Mou di tengah kontrak justru lebih besar dibandingkan kemungkinan keberhasilan di atas lapangan.

Barangkali, pelatih yang akan menginjak usia 61 tahun itu juga menginginkan hal yang berbeda. Apalagi, kariernya sebagai pelatih pun sudah berjalan panjang: titel juara Liga Champions bersama Porto yang melejitkan namanya terjadi pada tahun 2004, alias dua dekade silam.

Ditambah lagi, saat ini Mou tak lagi asing akan kebiasaan ribut dengan media, berseteru dengan pelatih dan pemain lain hingga diusir dari lapangan oleh wasit selama berkarier di Serie A.

Meskipun image-nya sejak dulu memang cenderung eksentrik, vibe yang ia bawa kali ini terkesan lebih banyak negatif daripada positifnya.

Oleh karena itu, Arab Saudi bisa jadi tempat yang tepat untuk memulai awal baru dalam kariernya. Tentu saja selama Mou tidak mendapatkan tawaran menggiurkan dari belahan Eropa lainnya.***

Penulis: K Safira

Editor: Annisaa Rahmah

Exit mobile version