banner 728x250
News  

Terbatasnya Alokasi Pupuk Bersubsidi dari Pusat, Bupati Blora Dorong Petani untuk Wujudkan Pertanian Organik

Bupati Blora Arief Rohman, saat sosialisasi dan bimtek pengembangan pertanian organik. Foto: Istimewa
Bupati Blora Arief Rohman, saat sosialisasi dan bimtek pengembangan pertanian organik. Foto: Istimewa
banner 120x600

Jateng, Tuturpedia.com – Banyaknya jumlah ternak sapi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menjadi salah satu peluang emas untuk pengembangan pertanian organik.

Bagaimana tidak? Pasalnya, pertanian organik bisa menjadi solusi bagi para petani untuk tetap produktif, di tengah-tengah keterbatasan alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Blora Arief Rohman. Di sela-sela sosialisasi dan bimtek pengembangan pertanian organik pilot project di Kecamatan Banjarejo yang digelar di pendapa Rumah Dinas Bupati, pada Rabu (01/11/2023).

Hadir dalam sosialisasi dan bimtek pengembangan pertanian organik pilot project di Kecamatan Banjarejo tersebut, Camat Banjarejo, para kades dan para penyuluh pertanian, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Gapoktan se -Kecamatan Banjarejo. Sementara itu tampil sebagai narasumber dari KTNA Wonogiri. 

Tak hanya itu, Bupati yang disapa akrab Gus Arief, ini pun memberi semangat kepada para petani di wilayah Kecamatan Banjarejo yang dibidik dan akan didorong untuk mengembangkan pertanian organik.

“Saya kemarin panen padi organik yang sudah berhasil di wilayah Kedungtuban, di antaranya di Desa Bajo, Ngraho, Sidorejo. Rata-rata harga beras organik dari panenan itu bisa Rp 17.000/Kg,’’ ucapnya.

Lanjut, Gus Arief kembali, dalam panen di Kedungtuban itu, ternyata menghasilkan 8,4 Ton/Ha gabah kering panen dan setelah diproses menjadi beras sekitar 4,1 Ton lebih.

Jika dihitung, dengan harga Rp 17.000/Kg, maka per Hektarnya bisa menghasilkan sekitar Rp 70 juta lebih.

“Ini cerita contoh pertanian organik yang berhasil. Silahkan mungkin teman-teman dari Banjarejo nanti bisa studi banding ke Kedungtuban,” ungkapnya.

Menurutnya setelah disurvei, beberapa persoalan yang disampaikan masyarakat Blora, urutan pertama adalah soal pupuk, kedua infrastruktur jalan, dan ketiga air.

Persoalan pupuk jadi hal yang mendominasi dari banyaknya keluhan para petani karena memang sebagian besar masyarakat bekerja di bidang pertanian.

‘’Solusinya, pertama petani membeli pupuk non subsidi, kedua bagaimana kita punya potensi bahan baku pupuk organik yang melimpah harus dimanfaatkan. Bagaimana persoalan pupuk ketika petani butuh ini bisa dicukupi, kita buat terobosan agar tidak tergantung pupuk bersubsidi. Pertanian memanfaatkan pupuk organik dari kotoran sapi, di Blora ini sudah menerapkan, tapi belum masif,” Jelasnya.

Dirinya, juga mengungkapkan, Pemkab Blora melalui Dinas P4 akan terus mengawal pengembangan pertanian organik di Banjarejo. Mulai dari proses penanaman, panen, pasca panennya termasuk pasar.

“Ketika nanti pasarnya sudah ada, petani organik di Blora diminta konsisten produksinya. Karena memang kalau beras yang organik itu permintaanya cenderung banyak,” terangnya.

Tak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa berbagai sektor permodalan, asuransi pertanian, stakeholder terkait, hingga akademisi juga akan dilibatkan. Itu dilakukan agar pertanian organik di Blora ini bisa berkembang.

“Ini benar-benar kita kawal, termasuk dari perguruan tinggi, saya sudah menghubungi sejumlah Fakultas Peternakan. Ada juga 6 perguruan tinggi yang saya minta ngawal para petani di Blora yang mengembangkan pertanian organik,” bebernya.

Untuk itu, pihaknya berharap kepada pemerintah desa untuk bisa mendorong para petani yang ada di wilayahnya, untuk bisa mulai pertanian organik.

“Kades perangkat saya wajibkan punya demplot. Bagaimana desa-desa di Banjarejo bisa memanfaatkan potensinya. Saya juga minta masing-masing desa harus ada anak muda yang kita magangkan untuk bidang pertanian,” tandasnya.

Perlu diketahui saat ini Pemkab Blora memiliki program Gerakan Sejuta Kotak Umat (Gerakan masif Menjadikan Kotoran Ternak Bermutu dan Kaya Manfaat).

Ini adalah sebuah gerakan masif pembuatan kotak fermentasi untuk mengolah kotoran ternak agar menjadi pupuk yang bermutu dan kaya manfaat untuk tanah dan tanaman pertanian.***

Penulis: CR

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

news-2912

yakinjp


sabung ayam online

yakinjp

yakinjp

rtp yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

judi bola online

slot thailand

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

ayowin

mahjong ways

judi bola online

mahjong ways 2

JUDI BOLA ONLINE

maujp

maujp

maujp

MAUJP

MAUJP

sabung ayam online

9000326

9000327

9000328

9000329

9000330

9000501

9000502

9000503

9000504

9000505

9000506

9000507

9000508

9000509

9000510

9000331

9000332

9000333

9000334

9000335

9000336

9000337

9000338

9000339

9000340

9000341

9000342

9000343

9000344

9000345

9000511

9000512

9000513

9000514

9000515

9000516

9000517

9000518

9000519

9000520

9000521

9000522

9000523

9000524

9000525

9000346

9000347

9000348

9000349

9000350

9000351

9000352

9000353

9000354

9000355

9000356

9000357

9000358

9000359

9000360

9000526

9000527

9000528

9000529

9000530

9000531

9000532

9000533

9000534

9000535

9000536

9000537

9000538

9000539

9000540

9000269

9000361

9000362

9000363

9000364

9000365

9000366

9000367

9000368

9000369

9000370

9000371

9000372

9000373

9000374

9000375

9000541

9000542

9000543

9000544

9000545

9000546

9000547

9000548

9000549

9000550

9000551

9000552

9000553

9000554

9000555

9000376

9000377

9000378

9000379

9000380

9000381

9000382

9000383

9000384

9000385

9000386

9000387

9000388

9000389

9000390

9000556

9000557

9000558

9000559

9000560

9000561

9000562

9000563

9000564

9000565

9000391

9000392

9000393

9000394

9000395

9000396

9000397

9000398

9000399

9000400

9000401

9000402

9000403

9000404

9000405

9000566

9000567

9000568

9000569

9000570

9000571

9000572

9000573

9000574

9000575

9000406

9000407

9000408

9000409

9000410

9000411

9000412

9000413

9000414

9000415

9000576

9000577

9000578

9000579

9000580

9000581

9000582

9000583

9000584

9000585

9000416

9000417

9000418

9000419

9000420

9000421

9000422

9000423

9000424

9000425

9000426

9000427

9000428

9000429

9000430

9000586

9000587

9000588

9000589

9000590

9000591

9000592

9000593

9000594

9000595

9000596

9000597

9000598

9000599

9000600

9000431

9000432

9000433

9000434

9000435

9000436

9000437

9000438

9000439

9000440

9000601

9000602

9000603

9000604

9000605

9000606

9000607

9000608

9000609

9000610

9000441

9000442

9000443

9000444

9000445

9000446

9000447

9000448

9000449

9000450

9000451

9000452

9000453

9000454

9000455

9000441

9000442

9000443

9000444

9000445

9000446

9000447

9000448

9000449

9000450

9000451

9000452

9000453

9000454

9000455

9000471

9000472

9000473

9000474

9000475

9000476

9000477

9000478

9000479

9000480

9000481

9000482

9000483

9000484

9000485

9000486

9000487

9000488

9000489

9000490

9000491

9000492

9000493

9000494

9000495

9000496

9000497

9000498

9000499

9000500

news-2912