Tuturpedia.com – Terasa hingga wilayah Jabodetabek, gempa bumi berkekuatan 5,7 Magnitudo guncang Bayah, Banten.
Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber, Senin (26/2/2024), gempa dengan magnitudo (M) 5,7 mengguncang Bayah, Banten pada Minggu (25/2/2024).
Gempa terasa hingga ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
“Bekasi berasa gempa ga sih? soalnya tadi kliyengan bgt,” cuitan salah seorang warganet @cuit***.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gempa berlangsung pada pukul 20.07 WIB. Namun BMKG memastikan gempa tersebut tak berpotensi tsunami.
Adapun berdasarkan pada pernyataan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan jika pusat gempa berada di koordinat 7,63 derajat LS; 105,74 derajat BT atau lebih tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 Km arah barat daya Bayah, Banten dengan letak kedalaman 43 km.
Menurut Daryono selaku Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, berdasarkan lokasi episenter serta kedalaman hiposenter terjadinya gempa, gempa ini termasuk jenis gempa dangkal lantaran adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Banten.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan cerminan gempa megathrust,” kata Daryono.
Daryono menambahkan, dampak gempa terasa di beberapa daerah di Banten seperti di daerah Surade dengan skala intensitas IV MMI. Selain di daerah Surade, Gempa juga terasa hingga Pelabuhan Ratu, Bayah, Malimping, dan Garut dengan skala intensitas III MMI.
Sedangkan di daerah Bandung, Cilacap, Panimbangan, dan Cigeulis terasa gempa dengan skala intensitas II-III MMI. Sementara itu gempa yang terasa hingga Serang dan Lembang memiliki skala intensitas II MMI.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami,” ujar Daryono.
Hasil monitoring BMKG sendiri hingga pukul 20.30 menunjukkan tidak adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Namun warga tetap diimbau untuk waspada akan kemungkinan terjadinya gempa susulan.***
Penulis: Niawati
Editor: Annisaa Rahmah