banner 728x250
Sosial  

Tekan Kemiskinan Ekstrem, Pemprov Jateng Bagikan Bantuan Intervensi Kerawanan Pangan pada 18.567 Keluarga

Pemprov Jateng membagikan bantuan intervensi kerawanan pangan untuk 18.567 keluarga. Foto: Humas Pemprov Jateng
Pemprov Jateng membagikan bantuan intervensi kerawanan pangan untuk 18.567 keluarga. Foto: Humas Pemprov Jateng
banner 120x600
banner 468x60

Cilacap, Tuturpedia.com – Sebanyak 18.567 keluarga di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menerima bantuan pangan dalam rangka intervensi pengendalian kerawanan pangan dan gizi. 

Bantuan yang berasal dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) tersebut tersebar di 4 kabupaten dengan total 39 desa.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyampaikan, bantuan tersebut merupakan upaya bersama guna menuntaskan kemiskinan, kemiskinan ekstrem, dan stunting di wilayahnya. 

“Pemprov Jateng tentu saja mengucapkan terima kasih kepada kepala Bapanas. Ini merupakan bentuk kolaborasi dalam  menangani problem kemiskinan ekstrem dan stunting di Jawa Tengah,” ucap Sumarno saat acara peluncuran bantuan pangan intervensi kerawanan pangan dan gizi di Pendopo Wijaya Kusuma Sakti, Kabupaten Cilacap, Rabu (12/6/2024).

TUTURPEDIA - Tekan Kemiskinan Ekstrem, Pemprov Jateng Bagikan Bantuan Intervensi Kerawanan Pangan pada 18.567 Keluarga
Pemprov Jateng beri bantuan kerawanan pangan ke warga. Foto: Humas Pemprov Jateng

Sebagai informasi, sacara rinci, bantuan tersebut meliputi 6.798 paket untuk warga Cilacap, 4.596 paket di Kabupaten Kebumen, 3.552 paket di Kabupaten Purworejo, dan 3.621 paket di Kabupaten Banjarnegara.

Isi paket bantuan tersebut sendiri adalah bahan makanan instan seperti kornet sapi, sarden ikan, garam yodium, minyak goreng, bihun jagung, dan kacang hijau.

Adapun mengenai sasaran penerima bantuan adalah Keluarga Rawan Pangan (KRP) pada kelompok pengeluaran 10% terbawah (desil 1), yang merupakan sasaran dari upaya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.

“Penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting tidak bisa berdiri sendiri, harus bekerja sama dengan berbagai pihak,” jelas Sumarno. 

Di lain sisi, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menjelaskan di Indonesia masih terdapat sekitar 68 daerah rawan dan rentan pangan. Daerah tersebut tersebar di wilayah terdepan, terluar, tertinggal, dan perbatasan (3T-P) serta beberapa wilayah kepulauan. Selain itu, masih terdapat 8,53 persen masyarakat masih kurang gizi.

“Intervensi pengendalian kerawanan pangan ini dilakukan serentak di 8 provinsi, 20 kabupaten/kota, 233 desa,” kata Arief. 

Arief membeberkan, pemerintah mempunyai beberapa upaya untuk distribusi bantuan pangan. Di antaranya bantuan pangan bentuk beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM), bantuan untuk stunting sebanyak 1,4 juta penerima bantuan intervensi pengendalian kerawanan pangan, dan  bantuan cadangan pangan pemerintah (CPP).  

“Data untuk bantuan intervensi ini dari data percepatan kemiskinan ekstrem. Dulu ada 74 wilayah sekarang tinggal 68 wilayah,” ucapnya.***

Kontributor Kota Semarang: Rizal Akbar.

Editor: Annisaa Rahmah.