Tuturpedia.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mengoptimalkan intervensi dalam penanganan stunting di 20 daerah kabupaten/kota wilayahnya. Sebab, penurunan stunting di 20 daerah ini masih belum signifikan.
Nana Sudjana selaku Pj Gubernur Jateng mengungkapkan, pihaknya akan perhatikan betul agar kinerja dalam penurunan stunting ini bisa maksimal.
Lebih lanjut, Pemprov Jateng akan menurunkan tim di daerah-daerah tersebut. TNI-Polri juga akan bersinergi dalam membantu penanganan stunting ini.
Nana juga menjelaskan, sudah ada 15 kabupaten/kota yang berhasil menurunkan stunting pada 2021 ke 2022. Sebut saja Kota Semarang yang mampu turunkan angka stunting sebesar 10% lalu Kabupaten Demak 9% pada 2021.
“Faktanya kalau kita serius ada contoh daerah yang bisa menurunkan stunting,” kata Nana Sudjana.
Secara umum, gambaran prevenlansi stunting di Jawa Tengah pada 2022 masih pada angka 20,8%. Oleh karena itu, Pemprov Jateng cukup serius dalam melaksanakan berbagai program untuk menurunkan angka stunting.
“Insyaallah di tahun 2023 ini, dengan upaya dan langkah-langkah sampai ke tingkat dasar, stunting ini kita upayakan menurun. Target kami pada tahun 2024 sebagaimana target dari pemerintah pusat adalah 14%,” jelas Nana.
Dia juga menerangkan, untuk menurunkan angka stunting ini diharuskan adanya kerja bersama. Oleh sebab itu, Pencanangan Kesatuan Gerak PKK Bangga Kencana Kesehatan Tingkat Provinsi Jawa Tengah ini penting demi membangun sinergitas berbagai stakeholder supaya mampu berkolaborasi menurunkan angka stunting.
Dalam kesempatan itu, Nana juga meminta pada TP PKK Kabupaten/Kota untuk maksimalkan peran kader PKK hingga tingkat Desa Wisma.
Dengan demikian, pihaknya juga mampu mengedukasi remaja dan orang tua dalam pencegahan pernikahan dini.
Bukan hanya itu, mengedukasi pasangan usia subur untuk gunakan kontrasepsi pascapersalinan, meningkatkan gerakan ayo ke posyandu, dan bina keluarga balita demi memantau tumbuh kembang anak.
“Bahkan, mampu meningkatkan pemberian makanan tambahan bergizi dari pangan lokal yang murah dan mudah didapat, dan mengoptimalkan kinerja tim pendamping keluarga,” bebernya.
Nana juga menyebutkan masih ada bantuan operasional keluarga berencana (BOKB) yang bisa dimanfaatkan dalam penanganan kasus stunting.
Kini serapan BOKB di Jateng masih sekitar 64-74%. Bantuan dari pemerintah pusat ini dapat direalisasikan untuk pemberian makanan bergizi bagus untuk anak, vitamin, dan lain-lain.
“Saya yakin tahun ini akan bisa terserap semua, sehingga stunting kita bisa tertangani dengan tepat sasaran,” kata dia.
Bukan hanya program penanganan kasus stunting, Pemprov Jateng juga lakukan program penanggulangan kemiskinan ekstrem.
Sebab, dua kasus ini saling berkaitan. “Bantuan-bantuan dari Pemprov Jateng sudah diberikan untuk kemiskinan dan kemiskinan ekstrem,” pungkasnya.***
Penulis: Nurul Huda
Editor: Nurul Huda















