Tuturpedia.com – Kepolisian Republik Indonesia berhasil menangkap buronan nomor satu Kepolisian Thailand atau Royal Thai Police yang bernama Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node alias Sulaiman.
Buronan nomor satu Thailand tersebut berhasil ditangkap di Badung, Bali, pada Kamis (30/5/2024).
“Buronan yang berhasil diamankan ini merupakan salah satu seorang pelaku kriminal yang telah ditetapkan sebagai buronan yang paling dicari di Thailand, oleh pihak otoritas Thailand, karena telah melakukan berbagai kejahatan sebelum akhirnya melarikan diri ke Indonesia untuk bersembunyi,” ujar Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada.
Dikutip Tuturpedia.com dari laman PMJNews pada Senin (3/6/24), penangkapan Chaowalit Thongduam tersebut disambut positif oleh pihak pemerintah dan kepolisian Thailand.
Untuk diketahui, Chaowalit Thongduan merupakan buronan untuk kasus percobaan pembunuhan terhadap seorang polisi dalam rangkaian percobaan penculikan pada 2019 di Provinsi Phatthalung.
Dengan penangkapan buronan nomor satu Thailand tersebut, Polri pun berharap agar pemerintah dan pihak kepolisian Thailand bisa membantu menangkap gembong narkoba Fredy Pratama.
Informasi saat ini menyebut Fredy Pratama tengah bersembunyi di hutan Thailand dan telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri.
“Kalau Fredy Pratama, sejauh ini informasi dari mereka dan dari kita juga sudah lidik. Mereka masih di wilayah perbatasan antara Thailand dan Burma (Myanmar),” ujar pihak kepolisian.
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa pun menyebut jika pihak kepolisian Indonesia akan mengajukan barter Chaowalit dengan buronan kasus narkoba Fredy Pratama.
“Ada budi, ada balas. Kita minta Thailand juga menangkap Fredy,” tutur Mukhti Juharsa.
Lebih lanjut, Mukhti menjelaskan jika Polri akan mengajukan Chaowalit sebagai barter dengan Fredy Pratama apabila Fredy sudah tertangkap.
Dengan demikian, Chaowalit baru akan dipulangkan ke Thailand apabila Fredy tertangkap dan Fredy pun akan diproses hukum di Indonesia.
“Dia kan gembong besar. Ya saling tuker aja. Barter. Itu yang kita inginkan,” sambung Mukhti.***
Penulis: Sri Sulistiyani
Editor: Nurul Huda
