Bengkulu, Tuturpedia.com – TNI secara serentak bersama masyarakat meningkatkan ketahanan pangan di setiap daerah, untuk Indonesia maju.
Rabu (1/11/2023) pagi, jajaran Kodim 0423/Bengkulu Utara bersama Forkopimda Kabupaten Bengkulu Utara dan Komandan Korem (Danrem) 041/Garuda Emas (Gamas), Brigjen TNI, Rachmad Zulkarnaen, menampilkan potensi ketahanan pangan di Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu ke pemerintah pusat, dalam upaya mendukung program ketahanan pangan nasional.
Potensi ini ditampilkan langsung melalui video conference dengan Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’aruf Amin, di Desa Taba Tembilang, Kecamatan Argamakmur, Bengkulu Utara.
Danrem 041/Gamas, Brigjen TNI, Rachmad Zulkarnaen mengatakan, kegiatan ini masih dalam rangkaian HUT TNI.
“Prajurit TNI terus mendukung program pemerintah salah satunya ketahanan pangan di setiap daerah. Ternyata dinamikanya banyak sekali potensi soal ketahanan pangan di Provinsi Bengkulu,” sampai Danrem dalam sambutannya.
Program meningkatkan ketahanan pangan nasional yang merupakan program KSAD yang melibatkan petani untuk mewujudkan Indonesia maju ini dilakukan Dandim di seluruh Indonesia.
Diakui Danrem, melalui program ini, Prajurit TNI telah merealisasikan beberapa program bersama masyarakat.
Di antarnya ialah pompa hidram, berupa instalasi air yang tidak menggunakan listrik di beberapa titik, salah satunya di Bengkulu Utara.
“Program ini menurut kami cukup efektif, di mana menyasar ke daerah pedalaman,” cetusnya.
Selain itu, anggota TNI juga telah membuat inovasi baru dengan membuat pakan ikan yang diolah secara mandiri oleh Serda Yarmansyah.
Danrem mengaku, memang ada sedikit perbedaan dengan pakan yang dijual dipasaran, diperkirakan masa waktu panen ada selisih 1 bulan.
Dijelaskan Danrem, sesuai laporan dari Dandim 0423 Bengkulu Utara bahwa Pelet yang dibuat oleh Babinsa ini hanya bermodalkan Rp 7 ribu dan biaya alat senilai Rp 10 juta.
Terdapat pemangkasan biaya sebesar 30-40 persen dibandingkan pembelian pelet ikan di pasar. Sementara harga pelet di pasaran seharga Rp 17 ribu, artinya ada biaya penghematan 50 persen.
“Stok ikan di Provinsi Bengkulu ini masih sangat kurang, ini kesempatan yang bisa dimanfaatkan bersama-sama untuk meningkatkan budidaya ikan,” pungkasnya.***
Kontributor Bengkulu: Riki Santoso
Editor: Nurul Huda