Tuturpedia.com – Sejak kejutan timnas Maroko di ajang Piala Dunia 2022 kemarin, mereka seolah telah menjadi standar baru bagi dunia sepak bola Afrika.
Akan tetapi, pencapaian Maroko sekitar 12 bulan yang lalu tersebut tampaknya menjadi beban baru bagi pasukan Singa Atlas di turnamen Piala Afrika 2023, yang akan berlangsung akhir pekan ini.
Bagaimana tidak, Maroko menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang sukses melangkah hingga ke babak semifinal Piala Dunia.
Penampilan gemilang penuh kejutan dari Maroko di Qatar, tak hanya memikat penikmat sepak bola di Afrika saja, tapi juga di seluruh dunia.
Maka dari itu, tak heran jika semua mata tertuju pada skuad besutan Walid Regragui. Orang-orang berharap Maroko bisa tampil sama cemerlangnya di Pantai Gading nanti dan menumpas habis catatan mengecewakan mereka di ajang ini.
Sang pelatih pun mengakui bahwa ia menyadari realitas yang dihadapi anak buahnya.
“Memang benar Piala Dunia terakhir telah memberikan kami pengalaman (tampil di) kompetisi besar. Namun bagi kami realitasnya adalah Piala Afrika selalu merupakan turnamen yang rumit,” ungkap Regragui, seperti yang dilansir Tuturpedia.com dari Reuters pada Kamis (11/1/2024).
“Ini bukan pertama kalinya Maroko tampil sebagai favorit dan calon juara. Namun sayangnya kami belum berhasil langganan jadi empat besar. Hal itu menunjukkan bahwa terlepas dari pengalaman kompetisi kami, ini bukanlah faktor utama yang menjamin juara,” lanjutnya.
Meskipun Maroko mendapatkan satu dari total 24 kursi yang tersedia di babak utama Piala Afrika 2023, kali terakhir mereka mencicipi manisnya jadi kampiun Afrika sudah terjadi nyaris setengah abad yang lalu.
Di turnamen Piala Afrika 1976, Maroko pertama dan terakhir kali memboyong trofi juara. Hingga saat ini, pencapaian terbaik mereka hanya menjadi runner-up di Piala Asia 2004 setelah ditaklukkan Tunisia di babak final.
Tak hanya itu saja, sudah beberapa kali Maroko justru terpuruk ketika mereka digadang-gadang jadi jagoan di ajang kompetisi ini.***
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah
