Tuturpedia.com – Pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden 2024, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) membeberkan kejadian yang menjadi sorotan akhir-akhir ini di acara eksklusif Mata Najwa pada Senin (4/9/2023).
Ditanya soal seberapa mengejutkan terkait duet Anies-Cak Imin yang mencuat ke publik pada 31 Agustus lalu, Anies mengatakan bahwa dia selalu bersiap dalam situasi apapun. Meski begitu, obrolan tentang kerja sama dengan PKB memang berjalan secara singkat.
Sementara itu, dari sisi Cak Imin, ia mengaku cukup terkejut disertai proses dan keputusan yang terjadi begitu cepat.
Pesan Kiai Thoifur
Dalam percakapan antara Najwa Shihab dan Anies, Cak Imin menceritakan soal pesan dari Kiai Thoifur yang menyampaikan tentang duet antara Anies-Cak Imin.
“Beliau itu tiba-tiba bilang, ‘Muhaimin, saya sudah istikharah. Jodohmu itu Anies (pasangan untuk Pemilu 2024)’. Kok begitu Kiai? Ya sudah camkan saja,” cerita Muhaimin.
Kemudian Anies mengakui hal yang sama, setelah pertemuan dengan Cak Imin, saat di Bandara Juanda pada Kamis lalu, Gus Munif dari Pasuruan menyampaikan pesan dari Kiai Thoifur seperti yang disampaikan kepada Cak Imin.
Apakah Anies terlibat dalam proses pemilihan cawapres?
Seperti yang terlihat di publik, keputusan cawapres ini diputuskan oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Anies Baswedan menerangkan, Surya Paloh memang mengajukan nama yang relevan dengan usaha kemenangan.
Ketua NasDem itu juga memberi tugas kepada Anies untuk mencari siapa yang kelak akan menemaninya maju ke Pilpres 2024.
Pada Juni lalu, Anies sempat menyampaikan kepada Demokrat dan NasDem bahwa ia perlu mengajak PKB untuk bergabung.
Sebab, mereka ada kelemahan di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sehingga dibutuhkan partai yang memiliki landasan kuat di daerah tersebut.
Awal Mula Kesepakatan dengan Cak Imin
Muhaimin Iskandar mengungkapkan, dia tidak pernah membayangkan dirinya akan berkoalisi dengan NasDem (sebelumnya koalisi dengan Gerindra).
Awal mulanya, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang berlangsung Senin lalu, Cak Imin mengingatkan jangan ada yang mengevaluasi soal pilpres.
Dalam rapat tersebut dikatakan, “Muhaimin sama PKB ini ibaratnya pemegang mandat ideologi PKB, pemegang mandat cita-cita PKB, pemegang mandat ajaran-ajaran PKB dan NU sebagai Islam, pesantren,” ucap Cak Imin, seperti dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab pada Selasa (5/9/2023).
“Yang kedua, PKB pemegang mandat historis Sejarah. Dua mandat ini tidak boleh berhenti stuck (terjebak), tidak jelas arahnya ke mana. Ideologi dan sejarah ini harus mengalir seperti air ke manapun tujuan itu ada,” tambah Muhaimin soal perintah Rakornas.
Kemudian pada hari berikutnya, Muhaimin bertemu dengan Surya Paloh. Mereka berdua berdiskusi terkait perintah Rakornas sebelumnya.
“Saya minta kepastian, NasDem-PKB koalisi. Kalau kamu mau, PKB mau ya sudah kita Nasdem sudah punya capres, PKB punya cawapres. Ayo koalisi,” tutur Muhaimin menceritakan penyampaian Surya Paloh kepadanya.
“Lho, kan sudah punya calon-calon lain?” tanya Muhaimin. Lalu Surya Paloh menegaskan, “Kita tidak, belum putus. Tidak ada keputusan apapun dengan calon-calon lain.”
“Saya gak tau cerita itu, sehingga saya tidak membayangkan kemudian Demokrat memisahkan diri,” kata Muhaimin.
Berkenaan dengan hal itu, Muhaimin mengaku butuh waktu. Ia pun kontak seluruh banyak pihak dan kembali dengan bawa surat kesepakatan untuk menjalin kerja sama dengan NasDem.***
Penulis: Annisaa Rahmah
Editor: Nurul Huda