Tuturpedia.com – Belum lama ini, kiper Arsenal dan Inggris, Aaron Ramsdale buka-bukaan soal beralihnya status sebagai kiper utama Arsenal ke tangan David Raya, dan bagaimana ia menghadapi kritikan publik dari bangku cadangan pemain.
Ramsdale memulai kariernya di Emirates Stadium satu musim lebih awal dari Raya. Sementara itu, Raya datang dari Brentford pada musim panas kemarin dengan status pinjaman.
Meski demikian, pasca international break September kemarin, Ramsdale baru sekali masuk ke daftar starting line-up dalam laga melawan Brentford di ajang Carabao Cup.
Tak hanya itu saja, ia juga seolah kehilangan kepercayaan Gareth Southgate di timnas. Pada pertandingan persahabatan Inggris melawan Australia, Jumat (13/10), Sam Johnstone lah yang jadi pilihan sang manajer.
Sepanjang pertandingan Arsenal, kamera seolah terkunci pada Ramsdale untuk menunjukkan responsnya atas apapun yang dilakukan Raya di lapangan.
Salah satunya ketika Raya melakukan penyelamatan yang apik untuk mencegah tendangan Brennan Johnson agar tak menjadi gol dalam derby London Utara melawan Tottenham.
Dalam momen tersebut, kamera menunjukkan reaksi Ramsdale yang bertepuk tangan di atas kepalanya.
Momen tersebut pun memancing komentar bercanda dari Jamie Carragher yang menjadi komentator pada laga tersebut untuk Sky Sports.
Mantan bek Liverpool tersebut menyeletuk bahwa respons Ramsdale mengingatkannya dengan momen “saat seseorang gagal memenangkan Piala Oscar dan bertepuk tangan serta tersenyum untuk pemenangnya.”
Celetukan tersebut langsung memancing amarah Nick, ayah Ramsdale. Melalui akun media sosialnya, Nick menganggap komentar tersebut “memalukan” dan meminta Carragher untuk menunjukkan kelasnya, sebagaimana yang telah Aaron lakukan.
Ramsdale: Hubungan Saya dan Raya Baik-Baik Saja
Lantas, apa sebenarnya yang dirasakan Ramsdale terkait situasi ini, ketika publik terus menyorotnya karena tak lagi jadi kiper utama Gunners?
Ramsdale pun memberikan respons dan penjelasan terkait dengan tepuk tangannya pada laga melawan Spurs bulan September lalu.
“Sulit,” ungkap kiper kelahiran 1998 tersebut. “Ada masa-masa di mana Anda melakukan hal yang benar tapi (ternyata) salah, dan jika Anda tidak melakukannya, hal tersebut salah. Jadi ini adalah pedang bermata dua,” imbuhnya, dilansir dari The Guardian.
“Ada banyak perhatian. Ini adalah posisi yang konon jika Anda tidak dibahas, artinya Anda telah melakukan hal dengan baik. Ada begitu banyak omongan saat ini, apakah saya atau David yang bermain, kami perlu bisa tetap fokus dan bermain. Namun pada saat bersamaan, (situasi) ini adalah headline besar yang aneh,” lanjutnya.
Terlepas dari itu, Ramsdale menegaskan bahwa hubungannya dengan Raya baik-baik saja.
“Kami bersama-sama selama tiga atau empat jam sehari. Ada sekitar empat atau lima di grup (kiper), jadi kalau kami tidak berprogres, kami tidak akan berhasil,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan seperti apa dinamikanya dengan Raya selama sesi latihan.
“Kami bekerja sama dengan sangat baik secara profesional. Kami mendorong satu sama lain saat latihan, dan ada hari-hari ketika saya datang dan kecewa karena situasi, dan dia (Raya -red.) yang menyemangati saya. Dan untuk alasan apapun, akan ada hari ketika dia lah yang kecewa dan meskipun saya menderita dan tersakiti karena tidak bermain, saya harus (bisa) berdiri dan mendorongnya,” urai Ramsdale.
Terkait dengan kemarahan sang ayah kepada Carragher di media sosial, Ramsdale mengakui bahwa hal tersebut tidaklah ideal. Meski demikian, ia tidak merasa marah kepada ayahnya.
“Jujur saja, saya tidak terlalu marah padanya (sang ayah -red.). Ia tidak mengatakan sesuatu di luar batas. Hanya saja (apa yang dikatakan) tidak membantu situasi, (dan) ia mengetahuinya,” urai kiper yang direkrut Arsenal dari Sheffield United tersebut.***
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda