Tuturpedia.com – Intensitas hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Kudus beberapa waktu terakhir ini membuat sejumlah sungai yang ada meluap karena dari hulu air memang debitnya sudah cukup tinggi.
Tak heran jika air pun menggenangi sejumlah perkampungan. Terlebih lagi, banjir juga disebabkan oleh aliran sungai Lusi yang saat ini posisinya sedang penuh.
Akibatnya ada sekitar 29 desa di Kabupaten Kudus tergenang dengan ketinggian antara 1,5 meter bahkan di desa Jati Wetan, Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, ketinggian mencapai 1 hingga 2 meter,
Sejumlah warga ada yang memilih menetap bertahan di rumah, ada juga sebagian yang memutuskan mengungsi di tempat-tempat pengungsian yang sudah disiapkan pemerintah daerah.
Menurut Mayjen Suharyanto selaku kepala BNBP, pihaknya sudah melakukan teknologi rekayasa cuaca dengan memindahkan hujan di darat ke arah lautan.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat mengurangi intensitas hujan di Jawa Tengah.
“Cuaca memang agak ekstrem, ya, sampai minggu-minggu ke depan, makanya kita harus kurangi dari atasnya, dari sumbernya, makanya teknologi modifikasi cuaca itu mudah-mudahan ini bisa efektif ya. Jadi mengalihkan hujan. Jadi, hujannya tidak jatuh ke daratan, bisa dibuang ke lautan gitu. Sehingga curah hujan yang jatuh ke wilayah ini bisa dikurangi,” ucap Mayjen Suharyanto, dikutip Tuturpedia, Senin (18/3/2024).
Dilansir dari Instagram @bpbdkuduskab, BPBD Kabupaten Kudus berkoordinasi dengan sejumlah instansi seperti Pemdes, Pencam, TNI/Polri, Destana, dam Relawan gabungan untuk penanganan evakuasi korban terdampak.
BPBD juga menyalurkan sejumlah bantuan ke tempat-tempat pengungsian dan melakukan asesmen secara periodik.
Sebelumnya, diketahui banjir melanda Kabupaten Kudus, 29 desa dalam 5 kecamatan terdampak.
Selain itu, sekitar 2.148,28 Ha sawah terendam. Banjir juga merendam 6.505 rumah warga.
Dilaporkan 6 orang warga tewas tenggelam akibat banjir, serta ada 2.909 jiwa pengungsi di sekitar 18 titik pengungsian yang disediakan oleh pemerintah Kudus.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda