Indeks
Sports  

Swiss Disingkirkan Inggris dari EURO 2024 Lewat Adu Penalti, Penggemar Tetap Bangga!

Suporter tetap bangga dengan timnas Swiss meski kalah di EURO 2024. Foto: x.com/nati_sfv_asf
Suporter tetap bangga dengan timnas Swiss meski kalah di EURO 2024. Foto: x.com/nati_sfv_asf

Tuturpedia.com – Terlepas dari kegagalan di perempat final EURO 2024 di tangan Inggris, para pendukung Swiss mengungkapkan bahwa mereka tetap bangga.

Sebelumnya, Swiss harus pasrah menerima kenyataan bahwa mereka gagal melanjutkan perjalanan ke semifinal EURO 2024 setelah ditundukkan Inggris melalui adu penalti pada akhir pekan kemarin.

Apalagi, Swiss sempat unggul lebih dulu lewat gol Breel Embolo di menit ke-75. Hanya saja, gol balasan Bukayo Saka selang lima menit kemudian mengubah skor jadi 1-1 yang bertahan bahkan hingga akhir extra time.

Dalam adu penalti, kelima pemain Inggris berhasil melakukan tugas mereka saat tiba giliran mereka untuk mengeksekusi bola. Three Lions pun lolos ke semifinal lewat kemenangan 5-3 di adu tos-tosan itu.

Meski tim jagoan mereka terdepak dari kompetisi, para pendukung Swiss tetap memberikan respons positif atas apa yang dipertontonkan skuad La Nati di atas lapangan.

“Mereka terus membuat kami penasaran ampai akhir, luar biasa,” ungkap Abigaelle Perrin, dilansir Tuturpedia.com dari Reuters pada Selasa (9/7/2024).

Perrin merupakan salah satu dari ratusan suporter Swiss yang datang nobar di Geneva. Meski hujan deras, mereka terus bertahan dan menyaksikan perjuangan timnas sampai adu penalti berakhir.

Pendukung lainnya, Alejandro, menuturkan secara lugas betapa konyolnya Inggris bisa menang meskipun Swiss jelas tampil lebih baik.

“Inggris main dengan buruk dan telah tampil jelek sepanjang turnamen. Swiss harusnya menang,” sesalnya

Sejak tahun 2004, Swiss nyaris selalu tampil di panggung Utama EURO kecuali tahun 2012 saat mereka gagal lolos dari kualifikasi. Dalam enam edisi terakhir, La Nati juga selalu tampil sampai fase gugur.

Swiss bahkan mencapai perempat final EURO 2020, yang diselenggarakan tahun 2021 karena pandemi Covid-19, dengan menjegal Prancis yang saat itu menyandang status sebagai juara Piala Dunia 2018.

Menyusul kualifikasi EURO yang kurang konsisten, Swiss akhirnya berhasil mendapatkan tiket ke Jerman di musim panas ini. Sejak fase grup, Swiss menyajikan penampilan atraktif yang bahkan membawa mereka memulangkan Italia di babak 16 besar.

Tak pelak, sepak bola kembali terbukti berhasil mempersatukan satu negara terlepas dari perbedaan di antara warganya. Hal itu pun diamini oleh Safwan Abdirahman, 18 tahun.

“Saya sangat bangga dengan Swiss. Mau itu yang berbahasa Prancis, dari Ticino (yang berbahasa Italia), atau berbahasa Jerman, kami semua dipersatukan oleh sepak bola,” ujar pemuda berusia 18 tahun itu.

Hanya saja, bukan berarti Swiss tampil tanpa cela di mata para pendukungnya. Salah satu hal yang jadi tanda tanya adalah keputusan pelatih Murat Yakin yang baru memasukkan pemain veteran Xherdan Shaqiri di babak kedua extra time untuk menggantikan Embolo.

“Mereka terlalu terlambat memasukkan Shaqiri. Dia pemain yang bisa menggoyahkan lawan di dalam kotak penalti,” komentar pendukung Bernama Philippe Steiner.

“Kami seharusnya bisa tampil lebih baik, namun kami pergi dengan kepala tegak,” tegas Steiner.***

Penulis: K Safira.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version