banner 728x250

Sukrin, Keluarga Korban Kebakaran Sumur Bor Minyak Ilegal di Desa Gandu Sempat Disuruh Diam

TUTURPEDIA - Sukrin, Keluarga Korban Kebakaran Sumur Bor Minyak Ilegal di Desa Gandu Sempat Disuruh Diam
Sukrin (Doc. Lilik Yuliantoro)
banner 120x600
banner 468x60

Blora, Tuturpedia.com — Dengan kemarahan hati dan air mata menetes di pipi serta membasahi wajah, Sukrin (42), keluarga korban kebakaran sumur bor minyak ilegal, di Dusun Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ceritakan kembali nasib memilukan yang di alami. Senin, (15/09/2025).

Dimana saat musibah tersebut terjadi dan Istri serta anak, menjadi korban kebakaran maupun ledakan sumur bor minyak ilegal ini, Sukrin yang meminta pertolongan justru mendapat umpatan kata dari tetangga yang membuatnya tak bisa dilupakan hingga sekarang.

Sontak umpatan kata dari salah satu warga Dusun Gendono tersebut, membuat Sukrin membalikan kata agar melihat dan prihatin atas kondisi yang di alami.

“Ada yang marah-marahi saya. Saya disuruh diam. Diam kamu! Disuruh tetangga saya untuk diam (sembari menirukan ucapan yang terlontar dari tetangganya berinisial (NdN). Terus saya katain, “Mata kamu buta sama keluargaku !!!”. Aku bilang gitu,” tandas Sukrin, dengan tangisan air mata. Pada Sabtu (13/09).

Terlepas dari itu, dirinya kembali menceritakan bahwasanya juga sempat mendatangi rumah Kepala Desa setempat dan berharap kepedulian rasa kemanusiaan serta secepatnya mendapatkan pertolongan.

“Saya datangi rumah kades. Setelah saya di depan rumahnya ada pos penjaga malam. Kades cuma ngelihatin istri dan anak saya saja. Dan, saya berkata kepada Kades, akan saya tuntut. Cuma gitu saja aku. Terus aku antarkan anak istriku entah pakai mobilnya siapa aku nggak tau. Aku antar ke rumah sakit,” ungkapnya.

Tak hanya itu, sebelum terjadi peristiwa tersebut, dirinya sempat meluangkan waktu bercanda, tertawa penuh kehangatan keharmonisan bersama keluarga kecilnya tersebut. Sayang, kehangatan tersebut berubah menjadi air mata duka yang mendalam pada Minggu, 17 Agustus 2025 sekitar kurang lebih pukul 11.30 WIB.

Bahkan, dalam insiden tersebut dimana menyebabkan lima orang tewas, beberapa orang luka bakar serius, dan memaksa puluhan keluarga untuk mengungsi. Dan, menjadi perbincangan hangat nasional.

“Sebelum kejadian saya sama istri dan anak, masih menyempatkan waktu untuk bersama, serta menggendong anak kesayangan saya. Singkat waktu, Istri saya membawa anak saya ke belakang untuk melanjutkan aktivitasnya. Beberapa jam kemudian dari belakang terdengar suara dentuman keras dan kebakaran hebat. Saya kaget, ada teriakan serta jeritan,” ucapannya.

Teriakan serta jeritan tersebut, lanjutnya kembali, bersumber dari belakang dalam rumah. Dan, ternyata istri maupun anaknya menjadi korban kebakaran ledakan sumur bor minyak ilegal.

“Istri saya dengan keadaan tanpa busana dengan kobaran api di badannya, serta membawa anak saya lari kedepan hingga ke tanah lapang, sambil teriak minta tolong. Namun, tak ada satu pun yang menolong, hingga istri saya akhirnya terkulai lemas dan menghembuskan nafas terakhir saat menjalani perawatan insentif bersama anak saya, di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta,” ungkapnya.

Terlepas dari itu, Dirinya juga menceritakan bahwasanya hingga saat ini belum dapat melupakan kejadian yang di alami oleh istri dan buah hatinya tersebut.

“Lebih nggak tega lagi melihat istri saya tanpa busana, di sepanjang jalan tak ada yang mau peduli memberikan pakaian. Heran saya, seperti istri saya di kampung situ tak ada harga dirinya. Kalau ingat saya pasti nangis,” jelasnya.

“Kenapa tak ada yang menolong saat itu, rasa kemanusiaan memanusiakan dimana. Rasanya saat itu, saya, istri dan anak seperti terkucilkan. Ya Allah, kalau ingat, benar-benar, tak bisa melupakan. Sampai sekarang pun saya masih dikucilkan kayak nggak ada harga dirinya,” jelasnya kembali.

Perlu diketahui bersama bahwa peristiwa tragis kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, pada 17 Agustus lalu, menyisakan duka mendalam bagi Sukrin. Ia harus kehilangan istri, anak, dan ibu mertuanya dalam musibah tersebut.

Sukrin mengaku akan terus berjuang mengambil langkah hukum dengan melaporkan pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab ke Polres Blora, demi mendapat keadilan atas musibah yang dialaminya.
Penulis: Lilik Yuliantoro || Editor: Permadani T.