Tuturpedia.com – Gempa Jepang yang terjadi pada Senin (1/1/2024) membuat tim penyelamat “berjuang melawan waktu” mengingat jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 48.
Begitulah yang disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mengenai dampak dari gempa Jepang, sebagaimana dilansir Tuturpedia dari laman Jiji (2/1/2024).
Gempa Jepang berkekuatan 7,6 skala Richter, sehingga Fumio Kishida bersama Pemerintah Jepang berupaya untuk menyelamatkan nyawa warganya sebanyak mungkin.
“Operasi penyelamatan nyawa dan penyelamatan berpacu dengan waktu. Saya ingin mereka memobilisasi unit sebanyak mungkin dan melakukan yang terbaik untuk memastikan keselamatan warga sebagai tempat tinggal mereka,” ucap Fumio Kishida saat pertemuan Markas Besar Penanggulangan Bencana Darurat di Kantor Perdana Menteri Jepang.
Tak hanya memakan nyawa, bangunan pun runtuh akibat gempa Jepang ini.
“Saat ini kita berada dalam situasi di mana kerusakan berskala sangat besar telah dipastikan, termasuk korban jiwa, bangunan runtuh, dan kebakaran,” terang Fumio Kishida.
Lebih lanjut, ia mengatakan ada kesulitan dalam mengakses bagian Utara Semenanjung Noto, setelah dilakukan penutupan jalan.
Bantuan darurat pun dikerahkan, berupa makanan, bahan bakar, selimut, serta perawatan medis, tidak lupa usaha memulihkan infrastruktur seperti air dan listrik.
Bahkan, Perdana Menteri Kishida membatalkan kunjungannya ke Kuil Besar Ise di Kota Ise, Prefektur Mie, yang dijadwalkan pada tanggal 4 Januari 2024.
Sebagai informasi, peringatan tsunami di Jepang telah dicabut pada pagi hari ini (2/1/2024).
Gempa Jepang Mengakibatkan 48 Orang Tewas
Berdasarkan informasi dari Independent UK, 48 orang di Prefektur Ishikawa, Pulau Utama Honshu dipastikan tewas. Lalu 16 orang terluka parah, kemudian rumah-rumah mengalami kerusakan begitu parah.
Semenanjung Noto, merupakan daerah yang relatif terpencil dan paling parah terkena dampak gempa Jepang, alhasil ribuan personel militer, polisi, dan pemadam kebakaran telah dikerahkan.
Meski begitu, tim penyelamat merasa kesulitan untuk tiba di ujung Utara Semenanjung, hal ini dikarenakan banyak jalan-jalan yang rusak dan menurut survei helikopter sudah banyak kebakaran dan kerusakan yang meluas.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi menyampaikan bahwa Jepang sudah menerima tawaran bantuan dari Amerika Serikat dan negara lain.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus. Kami akan terus bekerja sama dengan baik, masing-masing negara dengan mempertimbangkan situasi kerusakan dan kebutuhan lokal,” ungkap Hayashi.***
Penulis: Annisaa Rahmah