Blora, Tuturpedia.com – Kasus perundungan (bullying) di kalangan pelajar Blora mendapat perhatian serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Dalam sebuah rapat, pada Kamis (13/11), seorang Anggota komisi D DPRD Blora, Supriedi, melontarkan tegas, yaitu meminta pelaku bullying untuk dimasukkan ke dalam barak militer. Jumat, (14/11/2025).
Usulan ini disampaikan sebagai langkah konkret untuk memberikan efek jera dan untuk mendidik pelaku menjadi individu yang disiplin dan bertanggung jawab.
Supriedi, menekankan bahwa tindakan ini harus menjadi solusi yang konkret karena kasus perundungan tidak hanya terjadi di satu sekolah.
“Ini terjadi tidak hanya di SMP 1. Ada beberapa sekolah yang seperti ini. Di SD Jenar juga terjadi, SMP 2 terjadi, dan mungkin di beberapa sekolah juga terjadi,” ungkapnya.
Diperiksa di Bawah Pengawasan Khusus
Konsep yang diusulkan adalah menempatkan pelaku di barak militer, di bawah pengawasan ketat, untuk menjalani pembinaan khusus. Usulan ini juga mencakup aspek pembiayaan. Anggota dewan memastikan bahwa biaya untuk pembinaan ini tidak akan membebani keluarga pelaku.
“Di barak 10, itu tidak memberatkan biaya mahal. Nanti yang memfasilitasi Komisi D, siap, Pak,” tegasnya, seraya meminta agar usulan ini segera diagendakan bersama pihak terkait, termasuk kepolisian.
Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk:
Menciptakan efek jera yang kuat bagi pelaku.
1.Mendidik pelaku agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan disiplin.
2.Menjadi solusi konkret untuk mengatasi meluasnya kasus bullying di berbagai jenjang sekolah, mulai dari SD hingga SMP di Blora.
3.Usulan ini kini menunggu tindak lanjut dan kajian dari Komisi D DPRD Blora bersama dengan dinas pendidikan dan aparat keamanan setempat untuk merumuskan mekanismenya.
