Indeks

Stok Beras Jateng Melimpah, Gubernur Minta Tata Kelola Panen Lebih Rapi

Semarang, Tuturpedia.com — Kabar menggembirakan datang dari sektor pertanian Jawa Tengah. Hingga Oktober 2025, provinsi ini diperkirakan akan menikmati surplus beras mencapai 1,5 juta ton. Artinya, pasokan beras jauh melebihi kebutuhan masyarakat di daerah ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares, mengungkapkan bahwa produksi gabah kering giling (GKG) dalam sepuluh bulan terakhir mencapai angka 8,6 juta ton, naik sekitar 353 ribu ton dibandingkan tahun lalu. Angka tersebut diperoleh dari luas panen sekitar 1,53 juta hektare di seluruh wilayah Jawa Tengah.

“Kalau dilihat dari data, produksi beras kita sampai Oktober mencapai 4,95 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi warga hanya sekitar 3,37 juta ton. Jadi kita surplus lebih dari 1,5 juta ton,” jelas Defransisco saat rapat koordinasi di Ungaran, Kamis (18/9).

Dengan surplus sebesar itu, rata-rata setiap bulan Jawa Tengah memiliki cadangan beras lebih dari 150 ribu ton. Kondisi ini tentu menjadi sinyal positif bagi ketahanan pangan di wilayah ini.

Namun, di balik kabar baik tersebut, ada pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Salah satunya adalah soal arus hasil panen yang kerap keluar ke daerah lain, yang membuat stok beras di Jawa Tengah seolah-olah menipis di beberapa wilayah, meskipun secara keseluruhan provinsi ini sangat cukup bahkan berlebih.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, pun angkat bicara. Ia menegaskan pentingnya memperkuat tata kelola hasil panen, terutama untuk menjaga agar ketersediaan pangan tetap aman dan merata untuk seluruh masyarakat.

“Produktivitas kita sudah sangat baik, tinggal bagaimana memastikan hasil panen itu tidak bocor ke luar tanpa kendali. Kita harus pastikan beras dari petani kita benar-benar kembali ke masyarakat Jawa Tengah,” ujar Luthfi.

Ia menekankan, surplus besar ini jangan membuat lengah. Justru perlu ada pengelolaan yang matang agar setiap warga bisa dengan mudah mengakses kebutuhan pokok, terutama beras, tanpa harus khawatir dengan lonjakan harga atau kelangkaan pasokan.

Ke depan, Pemerintah Provinsi berencana memperkuat sinergi antara petani, pemerintah kabupaten/kota, dan lembaga distribusi pangan agar jalur distribusi beras tetap dalam kendali dan lebih efisien.

Dengan stok yang melimpah dan koordinasi yang baik, Jawa Tengah tampaknya siap menjadi salah satu poros utama ketahanan pangan nasional.***
Kontributor: Rizal Akbar

Exit mobile version