Blora, Tuturpedia.com — Kasus dugaan perundungan (Bullying) yang menimpa siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kedungjenar, berinisial H, di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kini menjadi perhatian serius tokoh masyarakat setempat.
Setelah sebelumnya menderita luka di bawah mata akibat serpihan kacamata, H terbaru dikabarkan mengalami patah kaki usai diduga menjadi korban tabrak lari di depan sekolah. (Minggu, 09/11/2025)
Tokoh masyarakat Blora, Nugroho, menyuarakan keprihatinan mendalam dan berharap kasus berantai yang menimpa H ini menjadi perhatian khusus bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).
Pesan dan Harapan Nugroho
Nugroho menegaskan bahwa serangkaian luka yang dialami H, mulai dari luka di mata hingga patah kaki yang diduga berkaitan dengan perundungan, adalah sinyal darurat bagi semua pihak yang bertanggung jawab atas keselamatan anak.
“Kami berharap kasus siswa H ini tidak hanya berhenti di meja Reskrim saja. Ini adalah peringatan keras bagi seluruh stakeholders,” ujar Nugroho.
Ia menjelaskan bahwa yang dimaksud stakeholders mencakup:
- Dinas Pendidikan: Diharapkan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan pencegahan bullying di sekolah.
- Kepolisian (Polres Blora): Didesak untuk mengusut tuntas, tidak hanya mencari pelaku tabrak lari, tetapi juga memastikan apakah ada unsur kesengajaan dan keterlibatan pihak-pihak yang memulai perundungan.
- Komite Sekolah dan Guru: Wajib menciptakan lingkungan yang benar-benar aman, responsif, dan bebas dari rasa takut bagi setiap siswa.
- Orang Tua: Diminta untuk lebih aktif berkomunikasi dengan sekolah dan memperhatikan perubahan perilaku anak.
Waspada Rantai Kekerasan
Patah kaki yang dialami H setelah insiden tabrak lari, yang terjadi tak lama setelah ia diduga didorong oleh orang tak dikenal yang mengakibatkan pecahan kacamata mengenai bawah mata (berdasarkan keterangan orang tua), menimbulkan kecurigaan adanya rantai kekerasan. Dan, kasus ini kini sudah ditangani oleh Satreskrim Polres Blora.
Nugroho berharap, penanganan kasus H dapat menjadi momentum perbaikan mendasar di Blora.
“Jangan sampai ada lagi anak-anak kita yang menjadi korban kekerasan di lingkungan pendidikan. Keselamatan dan masa depan anak adalah tanggung jawab kita bersama,” tutup Nugroho, memberikan pesan tegas kepada seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah.
