Tuturpedia.com – Seorang pengguna media sosial dengan nama akun cancer yang sebelumnya menuduh Betrand Peto (Onyo) memiliki hubungan khusus dengan Sarwendah, serta menggantikan posisi Ruben Onsu, akhirnya meminta maaf.
Melalui akun TikTok-nya, cancer merilis dan mengklarifikasi permintaan maafnya.
Pengguna akun tersebut mengakui kesalahannya dalam menuduh Sarwendah dan mengungkapkan bahwa komentarnya di media sosial telah menimbulkan kegaduhan di dunia maya.
Tuduhan tersebut juga berdampak buruk pada perasaan Sarwendah, istri Ruben Onsu. Sebelumnya, dia telah mengambil langkah hukum dengan melayangkan somasi terbuka kepada sejumlah pihak di media sosial yang menuduhnya memiliki hubungan khusus dengan anak angkatnya, Betrand Peto.
Somasi tersebut disampaikan melalui kuasa hukumnya, Abraham Simon, yang ditujukan kepada lima pemilik akun TikTok yang dianggap menyebarkan informasi merusak nama baik Sarwendah.
“Somasi terbuka bertindak untuk dan atas nama klien kami Sarwendah, dengan ini kami menyampaikan somasi terbuka sebagai tindak lanjut atas dugaan adanya informasi atau informasi elektronik yang menyerang kehormatan atau merusak nama baik dan harga diri klien kami berupa gambaran atau tulisan yang dituduhkan atau fitnah kepada klien kami dengan maksud diketahui umum dan merugikan klien kami yang diduga pemilik akun TikTok di antaranya 1. cancer @andai05065, 2. sukabakso @_ayya04, 3. jayamulya@kobil dan, 4. fullcekbio, @full.cek.bio, 5. J2_p @J2_hps,” tutur Abraham Simon.
“Assalamualaikum, saya atas nama akun (TikTok) Cancer meminta maaf kepada Sarwendah atas komen saya yang viral beberapa waktu lalu yang membuat gaduh di media sosial,” kata netizen dibalik akun TikTok cancer, Selasa (21/5/2024).
Akun TikTok cancer sebelumnya menuduh Betrand Peto akan menjadi suami pengganti Sarwendah untuk Ruben Onsu.
Meskipun komentar ini menyakitkan, Sarwendah dengan hati besar tetap mau memaafkan pengguna akun tersebut.
“Sarwendah sangat membuka pintu maaf. Jadi jelas dari klien kami masih membuka pintu maaf kepada pihak-pihak yang sering framing,” ujar Chris Sam Siwu.
Namun, Sarwendah memberikan syarat bahwa permintaan maaf tersebut harus disertai dengan janji untuk tidak mengulangi perbuatan serupa. Hal ini penting baginya untuk menjaga kondisi psikologis anak-anaknya.
“Ya tetapi dengan syarat tidak boleh mengulangi, karena yang dijaga oleh Sarwendah ini adalah psikologis anak. Bagaimana framing ini membuat tidak patut lah kita dengar sebenarnya tapi terus dilakukan,” tambahnya.
Chris juga mengingatkan agar netizen lebih bijak dalam berkomentar di media sosial karena jejak digital sulit untuk dihilangkan.
“Bagi yang melakukan komentar negatif mohon lebih bijak lagi dalam bersosial media karena implikasi dari jejak digital tak bisa dihilangkan,” tutup Chris.***
Penulis: Muhamad Rifki
Editor: Nurul Huda











