Indeks

Soal Iran Serang Israel, Sekretaris Jenderal PBB Desak Berbagai Pihak Menahan Diri: Dunia Tak Lagi Sanggup Menanggung Perang Baru

Ilustrasi perang Iran-Israel dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Foto: Unsplash/UX Gun dan Instagram @antonioguterres

Tuturpedia.com – Dalam rapat darurat United Nations Security Council (UNSC) atau Dewan Keamanan PBB (DK PBB) pada Minggu (14/4/2024) yang diselenggarakan untuk membahas isu Iran-Israel, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak hal ini.

Antonio Guterres mendesak agar berbagai pihak untuk menahan diri dari tindakan yang mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di Timur Tengah.

“Warga sipil sudah menjadi pihak yang menanggung beban terbesar dan membayar akibat yang paling besar,” ujarnya, dikutip Tuturperdia dari Instagram resmi Antonio Guterres pada Selasa (16/4/2024).

Pemimpin PBB asal Portugal tersebut turut menyinggung akan tanggung jawab bersama dunia yang belum terselesaikan terhadap isu keamanan dan kemanusiaan di kawasan Timur Tengah.

Dimulai dari situasi di Gaza yang membutuhkan tindakan penuh dan tak bersyarat untuk gencatan senjata, pelepasan tawanan, dan penyaluran bantuan kemanusiaan.

Ada pula tanggung jawab untuk menghentikan kekerasan di Tepi Barat Palestina yang dikuasai Israel, mengurangi ketegangan di garis demarkasi Blue Line, serta menciptakan keamanan pelayaran di Laut Merah.

“Dunia tak lagi sanggup menanggung perang baru. Sekarang saatnya untuk mundur dari tepi jurang,” ujar Antonio sebagai penutup pernyataan dalam rapat.

Rapat tersebut diselenggarakan atas permintaan Israel untuk merespons serangan Iran ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4/2024) yang pertama kalinya terjadi dalam sejarah.

Rapat dihadiri oleh perwakilan Iran, Israel, dan anggota DK PBB yang terdiri dari Amerika Serikat, Cina, Inggris, Prancis, dan Rusia sebagai negara anggota permanen DK PBB.

Ditambah dengan 10 negara tidak tetap DK PBB yang terdiri dari Aljazair, Ekuador, Guyana, Jepang, Korea Selatan, Malta, Mozambik, Slovenia, Sierra Leone, dan Swiss.***

Penulis: Fadillah Wiyoto

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version