Tuturpedia.com – Snapdragon, perusahaan chipset yang sekarang menjadi sponsor utama jersey Manchester United, dikabarkan tertarik untuk membeli hak penamaan stadion baru Manchester United (MU).
Sebelumnya, Snapdragon dan United menyepakati kerja sama sponsor jersey sebagai pengganti TeamViewer dengan kontrak tiga tahun yang nilainya mencapai 180 juta poundsterling (lebih dari Rp3,72 triliun).
Sementara itu, United memang dikabarkan membuka peluang penjualan hak penamaan untuk stadion baru mereka. Hanya saja, masih belum dipastikan apakah stadion baru Setan Merah itu akan jadi stadion yang benar-benar dibangun baru, atau peremajaan Old Trafford.
“Old Trafford adalah Old Trafford, harus selalu jadi Old Trafford,” tegas Direktur Pemasaran Qualcomm, yang merupakan perusahaan induk Snapdragon, Don McGuire.
“Kami sedang bekerja dengan tim untuk reimajinasi Old Trafford dari sudut pandang teknologi dan inovasi, pun dengan Carrington,” imbuh McGuire.
“Jadi jika mengarah ke sesuatu yang lebih besar, yang masuk akan buat kamu untuk melangkah lebih besar lagi, (sponsor jersey) ini cukup besar ya, tidak murah. Namun jika masuk akal kami selalu menantikan peluang (untuk hak penamaan stadion),” lanjutnya.
Berdasarkan laporan ESPN yang dilansir Tuturpedia pada Selasa (6/8/2024), United telah membentuk tim khusus yang akan memimpin proyek untuk merekomendasikan pembangunan stadion baru berkapasitas 100.000 orang di lahan yang lokasinya ada di belakang Old Trafford saat ini.
Keputusan finalnya sendiri tampaknya baru akan dibuat pada akhir tahun. Hanya saja, Sir Jim Ratcliffe yang awal tahun kemarin resmi jadi pemilik saham minoritas klub pernah menyatakan bahwa ia lebih memilih opsi pendirian stadion baru alih-alih peremajaan Old Trafford.
Untuk mendanai proyek tersebut, konon pihak klub telah menyodorkan semua opsi. Salah satunya penjualan hak penamaan stadion.
Akan tetapi, klub menegaskan bahwa keputusan mereka akan dibuat usai berkonsultasi terlebih dahulu dengan para suporter. Sedangkan proyek stadion baru United direncanakan memakan waktu selama enam bulan dengan total biaya di atas 2 miliar poundsterling.***
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah