banner 728x250

Siswa SD di Ternate Tewas Diduga Dirundung Teman Sekelasnya, Keluarga Berharap Ada Penanganan Lebih Lanjut 

TUTURPEDIA - Siswa SD di Ternate Tewas Diduga Dirundung Teman Sekelasnya, Keluarga Berharap Ada Penanganan Lebih Lanjut 
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Seorang siswa sekolah dasar (SD) di Ternate, Maluku Utara, meninggal dunia lantaran diduga jadi korban perundungan oleh teman sekelasnya. 

Dikutip Tuturpedia.com, Kamis (19/9/2024), sebelum meninggal korban (N) sempat mengalami demam dan sakit kepala hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir di rumah sakit. 

N diketahui meregang nyawa di Rumah Sakit Hasan Boesoiri Ternate, Maluku Utara pada Jumat (13/9/2024) atau pekan lalu. 

Korban juga sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit TNI AD karena tak sadarkan diri, namun kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Boesoiri. 

Setelah menjalani perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit tersebut, korban dinyatakan meninggal dunia. 

Kasus perundungan tersebut pertama kali diungkap usai korban mengalami demam disertai muntah dan sakit kepala. 

Selama dirawat tersebut, korban sempat bercerita sering mendapatkan perlakuan bullying dari teman sekelasnya. Ia juga beberapa kali mendapatkan pukulan oleh teman sekelasnya itu. 

Keluarga Korban Belum Ajukan Laporan ke Polisi atas Kasus Perundungan

Kendati mendapatkan perundungan, namun hingga kini keluarga korban masih belum mengajukan laporan resmi ke polisi. 

Menurut Iptu Bondan Manikotomo, Kasat Reskrim Polres Ternate, keluarga korban tak mau membuat laporan dan juga tak mau jenazah korban diautopsi. 

“Kita sudah cek lapangan, kemudian memeriksa beberapa keterangan kita ambil, tapi memang sudah kita tawarkan ke keluarga, kalau memang mau dilanjutkan. Kita harus melaksanakan autopsi, tapi memang dari keluarga menyatakan tidak ingin diautopsi. Namun keluarga memiliki keinginan untuk setidaknya ada pertemuan lah,” ucap Iptu Bondan. 

Iptu Bondan juga mengatakan jika ke depannya akan diadakan pertemuan melibatkan dinas terkait supaya ditemukan solusi bersama. 

“Kemudian juga nanti akan kita lakukan pertemuan dengan menggandeng dinas terkait, supaya ini jadi apa ya jadi solusi bersama. Supaya nanti tidak terjadi kejadian yang serupa,” sambungya. 

Pihak keluarga pun berharap ada penanganan lanjutan untuk memberikan efek jera pada para pelaku serta berupa teguran bagi sekolah. Pasalnya berdasarkan keterangan dari rekan korban lainnya, aksi perundungan ini sudah terjadi sejak lama.

Mirisnya lagi aksi ini juga diketahui wali kelas korban namun tak ditangani secara serius. Korban dan pelaku hanya dipindahkan tempat duduk saja. 

Padahal korban kerap dipukul di bagian kepala serta terdapat beberapa memar yang diduga akibat terkena pukulan keras. 

“Teman-temannya bilang ‘Oh iya iya memang dia sering dipukul sama si ini ini ini’ gitu. Lantas pas ada gurunya itu wali kelasnya itu, ada wali kelasnya bilang ‘Oh iya memang saya tahu dipukul tapi saya hanya pindahkan dia dari bangku belakang ke depan,” ujar Lilis Eksan selaku nenek dari N. 

Menurut penuturan sang nenek, N kerap kali pergi ke kelas 5 tiap kali merasa tak mampu menerima pukulan dari teman sekelasnya, lantaran ia merasa dekat dengan guru kelas 5 tersebut.  

“Lebih sakit itu dengarnya katanya anak ini kalau sudah tidak mampu terima itu pemukulan, dia sering lari ke kelas 5, karena kelas 5 itu yang gurunya itu dekat dengan dia tapi dia gak pernah cerita,” lanjut Lilis. 

Pihak keluarga menyayangkan aksi perundungan hingga merenggut nyawa N ini. Selain itu keluarga korban juga meminta agar cepat ditangani sekolah sehingga tidak ada kembali yang menjadi korban.*** 

Penulis: Niawati

Editor: Annisaa Rahmah