Indeks
News  

Sistem Pertanian Hayati Ramah Lingkungan Berkelanjutan di Blora Tembus Hasil 9,6 Ton

Sistem pertanian hayati di Blora capai hasil 9,6 ton. Foto: Dok. Istimewa
Sistem pertanian hayati di Blora capai hasil 9,6 ton. Foto: Dok. Istimewa

Jateng, Tuturpedia.com – Banyak hal yang dilakukan oleh sebagian petani Indonesia untuk memperoleh kualitas yang patut untuk terus digelorakan, salah satunya yakni dengan System of Rice Intensification (SRI).

SRI merupakan teknik atau sistem budi daya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. 

Hal itu bisa dilihat langsung di Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang telah mengimplementasikan sistem SRI dengan pendampingan dari tenaga ahli yang sudah berpengalaman.

Disampaikan secara langsung oleh Kepala Desa Sidorejo, Agung Heri Susanto, saat dihubungi oleh awak media ini melalui sambungan pesan aplikasi WhatsApp, pada Selasa (5/3/2024).

“Alhamdulillah, selama kurang lebih hampir 3 (tiga) tahun, para petani mengolah lahan pertanian dengan menggunakan pupuk dan pestisida hayati yang diproduksi sendiri dari limbah KOHE (Kotoran Hewan) serta bahan baku pestisida dari mikroorganisme lokal di sekitar mampu menggantikan produk kimia yang selama ini menjadi andalan para petani dalam budi daya tanaman,” ucapnya.

“Di samping itu, seiring dengan booming pangan sehat di era gempuran makanan instan yang mengandung kimia tinggi, pupuk dan pestisida organik juga sudah mulai banyak diproduksi massal, salah satunya adalah PT. Agritek Jakarta yang membuat demplot di lahan petani seluas 5 (lima) hektar,” ujarnya.

Lebih lanjut, dirinya juga mengatakan bahwasanya sesuai hasil ubinan yang dilakukan pada hari Senin, 4 Maret 2024 per hektare menghasilkan 9,6 ton Gabah Kering Panen (GKP). 

“Alhamdulillah, Bupati Blora Arief Rohman yang hadir secara pribadi dalam panen raya di Kelompok Tani Jemari Agung memberi apresiasi atas keberhasilan produksi pangan organik yang didampingi oleh pihak ketiga PT. Agritek Jakarta serta di bawah binaan Dinas Pertanian tanaman pangan Kabupaten Blora,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, Kelompok Tani Organik Jemari Agung Desa Sidorejo adalah wadahnya para petani untuk mengembangkan budi daya tanaman hayati dan telah memiliki sertifikasi organik sejak tahun 2023. 

“Dengan lolosnya mendapatkan sertifikasi organik diharapkan memberikan kepercayaan kepada konsumen atas hasil produksi yang dihasilkan serta memenuhi standar aturan izin edar pangan khusunya hasil pertanian beras sehat,” tuturnya.***

Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version