Tuturpedia.com – Singgung soal riwayat penyakit calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto, Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) khawatir kelak Gibran akan naik menjadi presiden.
Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber pada Kamis (8/2/2024), Ahok sempat menyinggung bahwa Prabowo tak layak dipilih untuk dijadikan presiden.
Pasalnya calon presiden nomor urut 2 tersebut sudah memiliki riwayat penyakit, belum lagi sikapnya yang dinilai temperamental. Lebih lagi, Ahok menyebutkan jika Prabowo tidak terbukti bisa bekerja.
Hal tersebut ia ungkapkan saat menghadiri acara dialog kebangsaan bersama umat kristiani di Gereja Hermon, Nunbaun Sabu (NBS), Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (7/2/2024).
“Tapi persoalan pilih presiden, kita tidak mau pilih orang yang sudah tidak sehat. Kita tidak mau pilih orang yang emosional. Kita tidak mau pilih orang yang tidak terbukti bisa kerja,” ujar Ahok.
Tak hanya menyoroti soal riwayat penyakit Prabowo, Ahok juga sempat menyinggung soal Gibran yang dinilai tidak memiliki bukti kerja nyata dalam membangun daerah Kota Solo yang dipimpinnya.
Oleh karena penyakit Prabowo tersebut, Ahok khawatir jika Gibran akan naik menjadi presiden menggantikan posisi Prabowo lantaran kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan untuk saat ini.
“Tapi presiden, kalau cuma 2 tahun karakter teruji kalau ada kekuasaan. Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja? Selama wali kota?” ucap Ahok.
Dalam acara tersebut, Ahok bahkan menyebutkan dan mempertanyakan kemampuan Jokowi.
“Terus ibu (oma) kira Pak Jokowi juga bisa kerja? Saya lebih tahu. Makanya saya tidak enak ngomong depan umum,” lanjut Ahok.
Meski begitu, Ahok tetap membiarkan ibu-ibu tersebut memilih orang yang ia kehendaki untuk dipilih.
“Tapi kalau ibu mau pilih Pak Prabowo pun itu hak ibu. Tapi saya mau sampaikan juga, tidak fair (adil) kalau kita pilih presiden bukan berdasarkan kemampuan kerja. Itu saja dasarnya,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Ahok menyebut jika Ganjar yang mampu melanjutkan pekerjaan Jokowi hingga 10 tahun ke depan.
“Saya sebagai teman yang ingin pekerjaan Pak Jokowi berlanjut 10 tahun lagi dan itu hanya bisa dilanjutkan oleh Pak Ganjar,” tutur mantan Komisaris Utama Pertamina itu.
Sementara itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membuat klarifikasi ucapannya yang mempertanyakan soal kinerja Jokowi saat kampanye Ganjar-Mahfud.
Ahok menceritakan jika ucapan dirinya dipotong oleh orang yang ingin mengadu domba dirinya dan Presiden Jokowi.
“Jangan dipotong-potong kalimat saya. Diadu domba, bilang enggak bisa kerjalah segala macam. Gibran enggak bisa kerja, dipotong, Pak Jokowi enggak bisa kerja,” kata Ahok.
Lebih lanjut, Ahok juga mengatakan jika ucapannya tersebut bermaksud bahwa setiap orang tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan partai.
“Makanya kalau Ibu Mega tidak milih meritokrasi, tidak akan lahir seorang Jokowi. Ganjar kalau enggak karena sistem meritokrasi di PDIP jangan harap capres. “(Mega) calonin Mbak Puan dong. Itu yang saya sampaikan. Pak Jokowi harusnya ikutin cara kerja ini dong,” jelas Ahok.***
Penulis: Niawati
Editor: Annisaa Rahmah