Tuturpedia.com – Setelah berada di titik terendah usai virus Covid melanda Singapura pada Desember 2019 yang lalu, negara ini kembali harus dihadapkan dengan kasus Covid pada 2023.
Menurut kabar yang beredar gelombang covid-19 di Singapura hadir kembali dengan varian baru dengan kasus harian yang melonjak hingga 2000 kasus per hari.
Dikutip dari Livemint, Minggu (8/10/23) kasus Covid yang meningkat di Singapura ini meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tiga minggu yang lalu, yaitu sekitar 1000 kasus per harinya.
Pada gelombang pertama covid-19, Singapura pernah mencatat 4000 kasus harian, sehingga Pemerintah setempat harus memberlakukan pembatasan ketat dan mewajibkan masyarakat menggunakan masker.
Namun, di kasus yang terjadi pada 2023 ini Pemerintah Singapura tidak memberlakukan pembatasan untuk mengatasi lonjakan infeksi.
Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung mengatakan bahwa pemerintah memperlakukan penyakit Covid sebagai ‘penyakit endemik’ saat ini.
Ia juga mengatakan jika Kementerian Kesehatan Singapura tidak mengindikasi adanya risiko kesehatan yang besar yang akan ditimbulkan oleh virus ini.
Mereka mengatakan jika semua indikasi menunjukkan bahwa vaksin yang ada saat ini bisa bekerja dengan baik untuk melindungi masyarakat Singapura jika terinfeksi varian baru ini.
Meskipun begitu, Kung juga menyatakan jika jumlah pasien rawat inap yang tercatat di rumah sakit mungkin akan meningkat beberapa minggu ke depan. Hal ini disebabkan banyaknya masyarakat yang mungkin akan jatuh sakit.
Ia juga menyarankan warga lanjut usia dan individu yang memiliki kondisi medis penyerta untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, seperti memakai masker di tempat ramai.
Selain itu, kedua kategori masyarakat tadi juga harus memperbarui vaksin mereka, setidaknya melakukan vaksinasi setahun sekali.
Dikutip dari laman Times of India, lonjakan kasus yang terjadi di Singapura ini dilaporkan disebabkan oleh dua varian covid yang berbeda, yaitu EG.5 dan sub-garis keturunannya HK.3.
Kedua varian ini merupakan keturunan dari varian XBB Omicron, yang keduanya mencakup lebih dari 75% total kasus di Singapura yang terjadi bulan ini.
Melihat tingginya mutasi virus Covid, menandakan jika virus ini tidak menjadi lebih ringan setelah krisi pandemi kemarin.
Menteri Kesehatan Singapura mengimbau agar masyarakatnya untuk lebih tangguh dan kuat.
Ia juga mengatakan jika masyarakat akan lebih terlindungi dari virus Covid-19 varian baru ini jika sudah mendapatkan minimal tiga suntikan mRNA dan infeksi alami selama 12 bulan terakhir.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Singapura mencatat 2.594.809 kasus terkonfirmasi sejak awal pandemi hingga 4 Oktober 2023, dan jumlah kematian di negara tersebut mencapai 1.872 orang.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda