banner 728x250
Event  

Simak Jadwal Sesaji Rewanda, Tradisi Syawalan yang Melibatkan Monyet Goa Kreo

Tradisi sesaji rewanda, menghormati keberadaan monyet di Goa Kreo. Foto: Instagram @teguh_tugumuda dan @denokkenangsmg
Tradisi sesaji rewanda, menghormati keberadaan monyet di Goa Kreo. Foto: Instagram @teguh_tugumuda dan @denokkenangsmg
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Semarang memang gudangnya tradisi unik. Setiap bulan Syawal, masyarakat di sekitar Goa Kreo, Kecamatan Gunung Pati, Jawa tengah mengadakan tradisi sesaji rewanda (bahasa Jawa: kera) yang diberikan pada monyet liar penghuni kawasan tersebut.

Sesaji yang berisi gunungan buah, sayur, dan umbi-umbian disajikan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat sekaligus menyambut keistimewaan bulan Syawal.

Keberadaan monyet di Goa Kreo dihormati karena dipercaya terkait dengan perjalanan Sunan Kalijaga di Semarang dalam mencari kayu jati untuk ‘soko guru’ atau tiang utama Masjid Agung Demak.

Konon saat batang jati tersangkut di sungai, Sunan Kalijaga dibantu oleh empat monyet yang masing-masing berwarna hitam, kuning, oranye, dan putih.

Atas jasanya, Sunan Kalijaga memberi wilayah Goa Kreo, gua yang digunakan sebagai tempatnya bersemedi, sebagai tempat tinggal sehingga kawanan monyet yang hidup saat ini dipercaya sebagai keturunan dari empat monyet tersebut. 

Keunikan kisah dan budaya tersebut membuat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang mengemas tradisi sesaji rewanda sebagai atraksi wisata.

Untuk memeriahkan sesaji rewanda, dikreasikan sendratari mengenai mitos Goa Kreo yang bertajuk Mahakarya Goa Kreo.

Dikutip Tuturpedia dari Instagram Disbudpar Kota Semarang @disbudparkotasemarang, Mahakarya Goa Kreo akan dipentaskan di Plaza Kandri Waduk Jatibarang pada Jumat (19/4/2024) pukul 19.30 WIB. 

Sementara pertunjukan pembuka telah dimulai sejak pukul 18.15 WIB dengan diisi penampilan karawitan dan campursari. Seluruh pertunjukan tidak dipungut biaya bagi penonton.

Puncak acara berupa prosesi sesaji rewanda akan berlangsung keesokan harinya pada Sabtu (20/4/2024) dengan perkiraan durasi dari pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB.

Kegiatan akan diisi dengan kirab, tari bambu krincing, tari warono parisuko, dan prosesi penyerahan gunungan pada monyet yang dijadwalkan berlangsung pada pukul 08.25-08.55 WIB. 

Selain itu gunungan bagi monyet, terdapat gunungan ‘nasi kethek’ atau nasi dan lauk yang dibungkus daun untuk diperebutkan masyarakat 

Bagi yang berencana untuk hadir, jangan lupa untuk memantau perkembangan informasi dari Instagram resmi Disbudpar Kota Semarang. Selamat menyaksikan!***

Penulis: Fadillah Wiyoto.

Editor: Annisaa Rahmah.