Indeks

Silent Treatment: Pengertian, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

Membedah fenomena silent treatment yang populer di kalangan anak muda. FOTO: Freepik.com/tirachardz
Membedah fenomena silent treatment yang populer di kalangan anak muda. FOTO: Freepik.com/tirachardz

Tuturpedia.com – Apa jadinya jika tiba-tiba seseorang yang kamu pedulikan tiba-tiba mengabaikanmu? Rasanya tidak nyaman, bukan?

Nah, perasaan ini mungkin adalah hasil dari apa yang disebut silent treatment

Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam apa itu sebenarnya silent treatment, mengapa orang melakukannya, dan cara menghadapinya.

Jadi, siapkan dirimu untuk memahami lebih dalam tentang fenomena sosial ini yang mungkin pernah kamu alami atau saksikan. 

Apa Itu Silent Treatment?

Mengutip dari Choosing Therapy, Selasa (17/10/23) silent treatment adalah suatu bentuk perilaku ketika seseorang memilih untuk tidak berbicara atau berinteraksi dengan seseorang yang lain sebagai cara untuk mengungkapkan kemarahan, ketidakpuasan, atau ketidaksetujuan terhadap mereka. 

Ketika seseorang memberikan silent treatment, mereka dengan sengaja menghindari percakapan atau komunikasi dengan tujuan membuat orang yang diberi perlakuan ini merasa diabaikan, tidak berarti, atau bersalah.

Ini bisa terjadi dalam berbagai konteks, mulai dari hubungan pribadi, seperti hubungan asmara, persahabatan, atau antara anggota keluarga, hingga situasi di tempat kerja atau dalam lingkungan sosial.

Silent treatment seringkali menjadi cara untuk “menghukum” orang lain tanpa harus menggunakan kata-kata atau tindakan fisik.

Contohnya, dalam sebuah lingkungan kerja atau pertemanan, ada dua orang yang memiliki pendapat berbeda dalam sebuah percakapan.

Suatu hari, setelah salah satu pertemuan terjadi, salah satunya mulai memberikan silent treatment kepada teman yang lainnya.

Ia tidak lagi membuat sebuah komunikasi secara profesional atau pribadi sehingga kondisi tersebut menciptakan ketegangan di antara mereka, dan kolaborasi dalam tim menjadi sulit.

Apa yang terjadi saat silent treatment dilakukan? Perlu diketahui bahwa silent treatment bisa memiliki dampak emosional yang sangat merusak pada individu yang diberikan perlakuan ini.

Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian, frustrasi, dan bahkan depresi pada orang yang menjadi sasaran, sementara juga memperburuk konflik dan ketegangan dalam hubungan.

Penting untuk diingat bahwa komunikasi yang terbuka dan jujur dalam menangani konflik jauh lebih sehat daripada mengandalkan silent treatment.

Itu berarti kamu dan orang-orang di sekitarmu perlu mengembangkan cara-cara konstruktif untuk berbicara tentang perasaan dan perbedaan yang mungkin timbul dalam hubungan.

Mengapa Seseorang Melakukan Silent Treatment?

Orang melakukan silent treatment karena berbagai alasan, dan ini bisa mencerminkan beragam emosi dan dinamika dalam hubungan.

Merangkum dari Healthline dan Choosing Therapy, berikut adalah alasan mengapa seseorang melakukan silent treatment.

  • Ekspresi kemarahan atau frustrasi: Salah satu alasan utama adalah untuk mengungkapkan kemarahan atau ketidakpuasan terhadap seseorang tanpa menggunakan kata-kata. Seseorang mungkin merasa bahwa memberikan silent treatment adalah cara untuk “menghukum” orang tersebut atau membuat mereka merasa bersalah.
  • Upaya mengendalikan situasi: Dalam beberapa kasus, silent treatment bisa digunakan sebagai upaya untuk mengendalikan situasi atau individu lain. Orang yang memberikannya mungkin percaya bahwa dengan menjaga jarak dan tidak memberikan respons, mereka dapat mengendalikan perilaku atau keputusan orang lain.
  • Kebutuhan ruang pribadi: Beberapa orang memilih untuk memberikan silent treatment sebagai cara untuk mendapatkan ruang pribadi atau waktu untuk merenungkan masalah atau perasaan mereka. Mereka mungkin merasa terlalu emosional atau tegang untuk berbicara pada saat itu.
  • Menghindari konflik: Orang seringkali menggunakan silent treatment untuk menghindari konflik langsung. Mereka mungkin merasa bahwa dengan tidak berbicara, mereka dapat menghindari pertengkaran atau debat yang lebih merusak.
  • Perasaan terluka atau tidak diperhatikan: Seseorang yang memberikan silent treatment mungkin merasa terluka atau diabaikan oleh orang yang lain, dan ini bisa menjadi cara untuk menunjukkan betapa pentingnya mereka atau betapa mereka merasa diabaikan.
  • Ketidakmampuan dalam mengatasi emosi: Terkadang, seseorang mungkin tidak tahu cara mengatasi emosi mereka dengan baik, dan silent treatment mungkin menjadi cara yang mudah untuk mengekspresikan perasaan tanpa menghadapi masalahnya.

Meskipun silent treatment bisa menjadi reaksi alami dalam beberapa situasi, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah cara yang sehat atau efektif untuk mengatasi konflik atau masalah dalam hubungan.

Komunikasi terbuka, empati, dan kerja sama jauh lebih efektif dalam menjaga hubungan yang sehat dan memecahkan masalah.

Cara Menghadapi Seseorang dengan Silent Treatment

Menghadapi seseorang yang memberikan silent treatment bisa menjadi situasi yang sulit dan menantang.

Namun, ada beberapa langkah yang dapat kamu ambil untuk mengatasi hal ini dengan lebih baik. 

Merangkum dari Healthline dan Verywell Mind, ini dia beberapa cara menghadapi seseorang yang melakukan silent treatment.

  • Self-reflection: Pertama, luangkan waktu untuk merenung dan memahami apa yang mungkin telah memicu silent treatment. Cobalah untuk memahami apakah kamu memiliki peran dalam konflik atau apakah ada sesuatu yang mungkin telah salah.
  • Jangan balas dengan diam: Hindari merespons silent treatment dengan cara yang sama. Jika kamu juga memberikan silent treatment sebagai balasan, itu hanya akan memperburuk situasi. Cobalah untuk tetap terbuka untuk berbicara.
  • Bertanya dengan lembut: Ajak orang tersebut berbicara dengan lembut dan hormat. Tanyakan dengan sopan, “Apa yang terjadi? Apakah ada sesuatu yang membuatmu marah atau tidak nyaman?” Hindari menyalahkan atau menuduh orang tersebut. Fokus pada komunikasi yang konstruktif dan menghindari menambah ketegangan.
  • Beri ruang: Jika orang tersebut masih tidak mau berbicara, berikan mereka waktu dan ruang. Mereka mungkin perlu waktu untuk merenungkan masalah tersebut. Jangan terlalu mendesak. Pertahankan ketenangan dan kesabaran. Terkadang, silent treatment bisa menjadi upaya untuk menguji kesabaranmu, jadi jangan terpancing emosi.
  • Tawarkan dukungan: Tawarkan dukungan dan empati. Katakan bahwa kamu peduli dan ingin memahami apa yang mereka rasakan. Ini dapat membantu orang tersebut merasa lebih nyaman untuk berbicara.
  • Terbuka untuk mendengar: Ketika orang tersebut akhirnya bersedia berbicara, berikan mereka perhatianmu sepenuhnya. Dengarkan dengan seksama tanpa menginterupsi atau mengkritik. Ini akan membuat mereka merasa didengarkan dan dihargai.
  • Evaluasi hubungan: Terkadang, silent treatment menjadi pola perilaku yang terus-menerus, perlu dipertimbangkan apakah hubungan ini sehat dan bermanfaat. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu untuk membatasi atau bahkan mengakhiri hubungan yang merusak.

Ingatlah bahwa menghadapi silent treatment bisa memerlukan waktu dan kesabaran. Setiap situasi berbeda, dan penting untuk tetap fokus pada mencari solusi yang memadai dan menjaga hubungan dengan cara yang sehat.

Sekarang kamu sudah tahu apa itu silent treatment. Ini adalah taktik komunikasi yang bisa sangat mempengaruhi hubungan, dan bisa jadi hal yang sulit untuk dihadapi.

Ingatlah, komunikasi yang terbuka dan empati selalu lebih baik daripada mengabaikan atau memberikan perlakuan diam kepada seseorang.

Jika kamu menemui seseorang yang memberikan silent treatment, cobalah untuk menjalin dialog dengan lembut dan hormat.

Terkadang, berani untuk bertanya dan mendengarkan dapat menjadi langkah pertama untuk memecahkan masalah dan memulihkan hubungan.

Yang terpenting, jagalah kesehatan mentalmu dan pertimbangkan apakah hubungan tersebut memberikan manfaat atau hanya menyebabkan stres. Semoga membantu, Tuturpedians!***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version