banner 728x250
News  

Sikapi Perbedaan Awal Puasa Ramadan, Begini Imbauan Kemenag

Kemenag beri imbauan terkait perbedaan awal puasa Ramadan 1445 H. Foto: Laman Kemenag
Kemenag beri imbauan terkait perbedaan awal puasa Ramadan 1445 H. Foto: Laman Kemenag
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Memasuki bulan Ramadan 1445 H, ada beberapa perbedaan pada masyarakat dalam menentukan awal Ramadan dan hari pertama menjalankan ibadah puasa.

Dikutip Tuturpedia.com dari laman kemenag.go.id pada Sabtu (9/3/2024), Kementerian Agama (Kemenag) pun mengimbau agar masyarakat bisa mengedepankan sikap saling menghormati dalam menyikapi perbedaan awal puasa Ramadan 1445 H/2024 M.

Selain itu, Kemenag juga meminta agar dialog dari berbagai pihak yang berbeda dapat dikedepankan agar bisa saling memahami dan saling berbagi informasi terkait argumentasi masing-masing dalam menentukan awal ibadah puasa.

Pesan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie, berkenaan dengan adanya perbedaan awal puasa Ramadan 1445 H/2024 M di kalangan masyarakat.

Diketahui puasa Ramadan di Indonesia tahun ini dipastikan tidak diawali secara bersama-sama. Mayoritas umat Islam Indonesia akan mengawali puasa Ramadan 1445 H pada Senin, 11 Maret 2024 atau Selasa, 12 Maret 2024.

Majelis Tarjih Pengurus Pusat Muhammadiyah telah mengumumkan awal puasa Ramadan versi Muhammadiyah akan jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.

Sementara pemerintah dijadwalkan baru akan menggelar sidang isbat awal Ramadan 1445 H pada Minggu, 10 Maret 2024.

Sidang isbat tersebut akan memutuskan apakah puasa Ramadan tahun 2024 ini akan dimulai pada 11 atau 12 Maret 2024.

Di sisi lain, ada pula kelompok jemaah yang sudah mulai melaksanakan ibadah puasa pada 7 Maret 2024. Kemudian ada pula yang akan mengawali puasa Ramadan pada 10 Maret 2024.

“Kita hormati pilihan dan keyakinan umat Islam dalam mengawali puasa Ramadan 1445 H/2024 M. Sikap saling menghormati perlu dikedepankan dalam menyikapi perbedaan,” imbau Anna.

Dalam sikap saling menghormati tersebut, Anna juga menekankan agar ruang dialog tetap harus dibuka. Dia menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan sudah semakin maju dan berkembang, termasuk terkait ilmu astronomi.

Ia mengatakan jika penentuan awal bulan hijiriah bisa didekati secara empiris melalui hisab atau rukyatul hilal, tidak hanya berdasar keyakinan spiritual semata.

Dengan metode ini, Anna berharap agar argumentasi perihal penentuan tanggal hijriah juga bisa berdasarkan data ilmiah.

“Kemenag terus membuka ruang dialog dan diskusi terkait penentuan awal Ramadan. Dari situ diharapkan akan terjadi proses tukar informasi dan pemahaman terkait pilihan dalam mengawali puasa Ramadan,” lanjutnya.

Ia mencontohkan hal tersebut seperti Muhammadiyah yang menetapkan Ramadan pada 11 Maret 2024 berdasarkan argumentasi hisab wujudul hilal. Begitu pula dengan pemerintah yang menggunakan pendekatan hisab sebagai informasi awal dan rukyatul hilal sebagai konfirmasi untuk menentukan awal Ramadhan.

“Bagaimana argumentasi awal Ramadan 1445 H pada 7 Maret atau 10 Maret? Kita bisa diskusikan agar bisa saling memberikan pemahaman,” ungkap Anna.

Lebih lanjut, Anna juga mengimbau agar umat Islam bisa mengisi syiar Ramadan dengan tetap menjaga kekhusyukan dan kekhidmatan. Hal ini bisa dilakukan dengan berpedoman pada Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Salah satu poin dalam surat edaran itu ialah volume pengeras suara yang diatur sesuai dengan kebutuhan dengan volume paling besar 100 dB (seratus decibel).

“Edaran juga mengatur bahwa penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan, baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarus Al-Qur’an menggunakan pengeras suara dalam,” tuturnya.

“Sementara untuk takbir Idulfitri di masjid/musala dapat dilakukan dengan menggunakan pengeras suara luar sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat dan dapat dilanjutkan dengan Pengeras Suara Dalam,” pungkas Anna.***

Penulis: Sri Sulistiyani.

Editor: Annisaa Rahmah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses