Indeks

Seruan Boikot Brand Pro Israel Mencuat, Begini Keadaan Saham McDonald’s Hingga Starbucks 

Imbas bagi brand yang pro Israel, saham Starbucks dan McDonald's alami penurunan. Foto: Instagram.com/starbucksindonesia
Imbas bagi brand yang pro Israel, saham Starbucks dan McDonald's alami penurunan. Foto: Instagram.com/starbucksindonesia

Tuturpedia.com – Seruan boikot brand produk yang mendukung Israel semakin mencuat begini saham McDonald dan Starbucks yang masuk dalam daftar.

Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber, Kamis (2/11/2023), perang antara Israel dan Palestina semakin memanas.

Banyak orang yang mengecam aksi brutal dari Israel karena menyerang warga sipil Palestina di Gaza. Karena aksi brutalnya tersebut banyak wanita dan anak-anak tak berdosa yang meninggal akibat serangan bom. 

Geram dengan aksi kejam Israel, sejumlah negara dengan penduduk mayoritas muslim akhirnya mengambil tindakan boikot terhadap produk serta brand yang berpihak pada Israel. 

Langkah boikot tersebut bertujuan sebagai bentuk protes bahwa mereka tidak setuju dengan kebijakan Israel yang melanggar hak asasi manusia. 

McDonald’s dan Starbucks masuk ke dalam daftar brand yang diboikot oleh para warganet di media sosial.

Seiring dengan seruan pemboikotan kedua brand tersebut, saham McDonald’s ternyata sempat jatuh ke level terendah sejak 27 Oktober 2023 USD 245,5 per saham dibandingkan lima hari lalu yang mencapai US$ 257.85. 

Penurunan saham McD tersebut terus terjadi meskipun banyak pihak McD negara lain yang menyatakan tak berafiliasi dengan McD Israel. 

Kondisi yang sama juga terjadi pada saham Starbucks yang amblas menjadi USD91.94 per saham.

Awal mula pemboikotan Starbuck bermula saat Starbuck menggugat serikat pekerja, Starbuck Workers United yang menyatakan solidaritas nya terhadap warga Palestina melalui pesan yang diunggah di media sosial X.

Hal tersebut menuai banyak kritikan dan juga protes dari beberapa pihak hingga akhirnya menjadikan Starbucks sebagai salah satu brand yang diboikot. 

Sementara itu, menurut seorang analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Reza Priyambada menerangkan jika isu pemboikotan sejumlah produk yang disebut pro Israel memang akan menjadi sentimen bagi harga saham produk tersebut.

Namun, sentimen yang dilakukan tak akan berpengaruh signifikan serta pengaruhnya hanya akan dirasakan sesaat saja.

Hal tersebut dikarenakan bisa jadi hanya di beberapa gerai di sejumlah negara saja yang berpengaruh akan pemboikotan tersebut.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version