banner 728x250

Sering Terabaikan, Ini Jawaban Anies Baswedan Tentang Kesejahteraan Masyarakat Lapisan Tengah

TUTURPEDIA - Sering Terabaikan, Ini Jawaban Anies Baswedan Tentang Kesejahteraan Masyarakat Lapisan Tengah
Jawaban Anies terkait problem kesejahteraan masyarakat lapisan tengah. Foto: Tangkapan layar YouTube Anies Baswedan
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Dalam acara Desak Anies di Sumatera Barat (03/01/2023), Anies Baswedan menjawab keresahan mengenai kesejahteraan masyarakat lapisan tengah yang sering terabaikan.

“Kemarin saya nonton di podcast-nya salah satu tim-nya Mas Anies, Pak Tom Lembong (yang) menyampaikan bahwa lapisan masyarakat kita ini ada lapisan masyarakat atas, tengah, dan bawah. Selama ini lapisan tengah banyak terabaikan dan tidak diperhatikan dengan baik. Kita ingin tahu bagaimana Mas Anies bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah ini,” tanya Fitri.

Setelah Fitri selesai menyampaikan pertanyaannya, diikuti dengan jawaban dari Anies Baswedan.

“Kita punya program bansos, kita punya program macam-macam tuh untuk (lapisan masyarakat) bawah, tapi yang di tengah terlupakan. Saya bagi contoh salah satu yang mau kita kerjakan, menyiapkan KPR untuk semua. Siapa yang paling susah dapat rumah sekarang ini? Kelompok yang di tengah. Apalagi yang kerjanya informal, mereka kesulitan sekali untuk bisa mendapatkan KPR.”

Anies Baswedan menerangkan, pihaknya ingin merancang regulasi yang mampu memudahkan kelompok masyarakat yang di tengah untuk mendapatkan akses pendanaan untuk perumahan.

Lebih lanjut, Anies menjelaskan biaya pendidikan untuk masyarakat lapisan tengah. Menurutnya, saat ini telah ada sejumlah program biaya pendidikan untuk keluarga prasejahtera. Sementara, keluarga yang sudah sejahtera mampu untuk membiayai.

“Tapi yang di tengah ini, wah itu paling sulit di universitas karena dia selalu kesulitan dalam universitas untuk membiayai. Mau daftar program bantuan dibilang ‘Anda Makmur,’ mau minta keringanan dibilang ‘Anda kaya’. Sementara kemampuannya tidak ada untuk bisa membiayai,” terang Anies.

“Itulah sebabnya mengapa pendidikan tinggi kita akan buat agar tanggung jawab negara dalam biaya lebih tinggi daripada tanggung jawab keluarga. Saya kasih contoh, zaman saya kuliah dulu, biayanya itu 1 juta per siswa, saya bayar SPP itu Rp97.000,00. Artinya 10% ditanggung keluarga, 90% ditanggung oleh negara,” lanjutnya.

Anies menerangkan jika kondisi saat ini seakan terbalik, karena keluarga yang harus menanggung hampir seluruh biaya pendidikan dan negara hanya menanggungnya sedikit.

“Ini harus diubah dan perubahan artinya memberikan akses yang setara bagi pendidikan kita,” tegas Anies seraya menutup pernyataannya.***

Penulis: Ixora F

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses