Tuturpedia.com – Seberapa sering kamu pakai earphone bluetooth (TWS) dalam sehari? Mungkin untuk mendengarkan musik, nonton film, atau meeting online.
Tapi, di balik kenyamanan dan kemudahan yang kamu dapatkan dari TWS ini, pernahkah kamu berpikir earphone bluetooth bisa berdampak bagi kesehatan otakmu?
Nah, pertanyaan ini nggak cuma bikin penasaran, tapi juga sedikit bikin khawatir. Daripada kamu panik sendiri, kita bahas lebih lanjut tentang efek dari teknologi ini! Apakah benar-benar memengaruhi kesehatan otakmu atau hanya sekadar mitos? Berikut yang telah Tuturpedia rangkum, Rabu (11/9/2024).
Apa Itu Earphone Bluetooth?
Headphone bluetooth adalah perangkat tanpa kabel yang memungkinkan kamu mendengarkan musik atau menerima panggilan secara nirkabel dengan menghubungkannya ke smartphone, laptop, atau gadget lain lewat teknologi bluetooth.Â
Dengan teknologi ini, kamu bisa bebas bergerak tanpa harus repot dengan kabel yang kusut atau terbatas jaraknya.
Teknologi bluetooth sendiri pertama kali dikembangkan pada tahun 1994 oleh perusahaan asal Swedia, Ericsson dan mulai diterapkan di berbagai perangkat termasuk earphone pada awal 2000-an.
Sejak saat itu, earphone bluetooth makin populer karena memberikan kenyamanan lebih buat pengguna yang aktif bergerak, sambil tetap menikmati kualitas suara yang oke.
Apakah Earphone Bluetooth Menimbulkan Kanker Otak?
Banyak orang khawatir soal radiasi yang dihasilkan oleh perangkat bluetooth, termasuk headphone dan apakah itu bisa memengaruhi kesehatan otak?Â
Headphone bluetooth menggunakan radiasi gelombang radio frekuensi rendah (RF), yang tergolong lebih lemah dibandingkan dengan radiasi dari smartphone. Organisasi kesehatan seperti WHO dan FCC juga menyatakan bahwa paparan radiasi dari perangkat bluetooth berada di bawah batas aman.Â
Dikutip dari laman Health, bluetooth merupakan jenis radiasi non-pengion, yang berarti tidak menyebabkan kanker. Meski demikian, kesimpulan tentang bluetooth dan kaitannya dengan risiko kanker masih belum jelas.Â
Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan menandatangani petisi yang menyatakan “kekhawatiran serius” tentang potensi risiko kesehatan dari teknologi medan elektromagnetik (EMF) non-pengion, seperti kanker. Semua perangkat ini menggunakan teknologi EMF.
Namun, Institut Kanker Nasional menegaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan pasti antara penggunaan perangkat nirkabel dan kanker atau penyakit lainnya.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah