Tuturpedia.com – Zaman sekarang ini, banyak dari kita yang menghabiskan sebagian besar waktu dalam sehari dengan duduk untuk bekerja. Tapi tahukah kamu? bahwa duduk dapat menyebabkan Dead Butt Syndrome atau disebut juga dengan amnesia gluteal?
Kondisi ini hadir ketika kamu merasakan nyeri pada nyeri pada pinggul, lutut, atau punggung bagian bawah karena terlalu banyak duduk. Kondisi ini juga yang akan membuatmu sulit untuk bangun dan bergerak.
Lantas, apa itu Dead Butt Syndrome? Adakah penyebab lain sindrom ini hadir selain karena duduk terlalu lama? Bagaimana juga cara mencegah atau mengatasinya? Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Dead Butt Syndrome?
Dead Butt Syndrome (DBS) berkembang ketika gluteus medius (salah satu dari tiga otot utama pantat) berhenti bekerja sebagaimana mestinya.
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, Senin (5/8/2024), pada sindrom ini, ketegangan dan kelemahan otot bergabung sehingga menimbulkan ketidakseimbangan. Duduk terus-menerus melemahkan gluteus medius, salah satu dari tiga otot utama di bokong.
Gluteus medius sendiri bertugas untuk menstabilkan pinggul dan panggul manusia. Jika lemah dan tidak dapat berfungsi dengan baik, seseorang mungkin akan mengalami berbagai tingkat nyeri pinggul dan punggung bawah dengan tingkat yang berbeda-beda saat duduk dan terkadang saat bergerak.
Kelemahan otot juga dapat menekan, menarik atau menjepit saraf, sehingga menyebabkan mati rasa yang berhubungan dengan Dead Butt Syndrome.
Sindrom ini bukan hanya terjadi pada seseorang yang sering duduk seharian, menurut ahli kiropraktik Andrew Bang, DC masalah ini juga menimpa mereka yang aktif. Atlet, terutama pelari yang rajin namun tidak melakukan latihan silang dan latihan kekuatan.
Cara Mencegah Dead Butt Syndrome
Menurut Jordan D. Metzl, MD, dokter kedokteran olahraga di Hospital for Special Surgery (HSS) Dead Butt Syndrome merupakan keadaan yang dapat diatasi dengan cukup mudah. Untuk terhindar dari sindrom ini dr Metzl menyarankan seseorang untuk berdiri dari duduknya setiap 5-10 menit dan melakukan peregangan atau bergerak.
Namun, jika seseorang merasakan kakinya mati rasa cukup lama dan tidak kunjung hilang hanya dengan berolahraga secara teratur, mungkin itu saat yang tepat untuk berkonsultasi dengan dokter.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah
