banner 728x250

Serangan di Laut Merah Masih Berlanjut, Amerika Kerahkan 10 Negara untuk Menyerang Balik!

Kelompok Houthi di Yaman masih melanjutkan serangan di Laut Merah. Foto: Freepik.com/freepik
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran telah meningkatkan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal di jalur pelayaran utama sejak dimulainya perang di Gaza.

Serangan ini menargetkan kapal-kapal yang diduga memiliki hubungan dengan Israel atau warga Israel.

Pada Senin (18/12) kemarin, kelompok dari Yaman tersebut mengatakan bahwa mereka telah menyerang Swan Atlantic milik Norwegia dan MSC Clara menggunakan drone angkatan laut untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.

Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat senior dan juru bicara Houthi, mengatakan kepada Al Jazeera pada Senin bahwa kelompok tersebut akan menghadapi koalisi pimpinan AS di Laut Merah.

Dikutip dari Al Jazeera, Rabu (20/12/23) Amerika Serikat mengumumkan bahwa beberapa negara telah sepakat untuk bersama-sama melakukan patroli di Laut Merah bagian selatan dan Teluk Aden untuk melindungi kapal-kapal komersial dari serangan rudal dan drone oleh kelompok Houthi.

Diketahui serangan tersebut telah memaksa setidaknya selusin perusahaan pelayaran menghentikan operasinya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada Senin bahwa Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Seychelles, dan Inggris akan termasuk di antara negara-negara yang tergabung dalam “multinational security initiative” yang beranggotakan 10 negara.

“Negara-negara yang berupaya menegakkan prinsip dasar kebebasan navigasi harus bersatu untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh aktor non-negara ini,” kata Austin.

Selain itu, koalisi tersebut mungkin juga memasukkan Mesir dan Yordania sebagai negara Arab tambahan ke Bahrain, karena mereka memiliki kepentingan dalam memastikan jalur kapal yang aman.

Mengingat, ada sekitar 12 persen perdagangan global melewati Laut Merah, yang terhubung ke Laut Mediterania melalui Terusan Suez, termasuk 30 persen lalu lintas peti kemas.

Setidaknya 12 perusahaan pelayaran, termasuk perusahaan pelayaran Mediterania raksasa Italia-Swiss, CMA CGM Perancis dan AP Moller-Maersk dari Denmark, telah menangguhkan transit melalui Laut Merah karena masalah keamanan.

Perusahaan raksasa minyak Inggris, BP pada Senin (18/12) menjadi perusahaan terbaru yang mengumumkan akan menghindari perairan tersebut.

Di sisi lain, kelompok Houthi yang memulai serangan tersebut pun mengatakan jika mereka bertanggung jawab sepenuhnya atas serangan-serangan yang terjadi. 

Dilansir dari WION, juru bicara Houthi Yahya Sarea kemudian mengklaim bahwa mereka akan tetap menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel, apapun kewarganegaraannya.

Pihaknya juga memperingatkan perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel. Sekalipun mereka harus menghadapi serangan dari koalisi yang dibentuk oleh Amerika Serikat.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses